Peringati Tragedi 27 Juli, PDIP Gelar Doa Bersama

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 26 Juli 2017
Peringati Tragedi 27 Juli, PDIP Gelar Doa Bersama
Sekjen PDIP Hasto Kristianto. (MP/Ponco Sulaksono)

MerahPutih.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar doa bersama untuk memperingati Tragedi 27 Juli 1996 di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (26/7).

Sekjen PDIP Hasto Kristianto menceritakan bahwa 27 Juli 1996 terjadi pengambilalihan secara paksa Kantor PDI yang kemudian berhadapan dengan pemerintahan otoriter Orde Baru. Peristiwa itu, menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

"Malam hari ini secara khusus kita mendoakan mereka-mereka yang tidak berdosa, yang berjuang demi keyakinan politiknya, demi mendorong demokrasi. Kita doakan dengan sebaik-baiknya agar arwahnya diterima di sisi-Nya," ujar Hasto.

PDIP, lanjut Hasto, mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk segera menuntaskan tragedi tersebut. Pasalnya, hingga kini belum ada kejelasan mengenai peristiwa yang telah terjadi 21 tahun silam.

"Kami mengharapkan adanya kejujuran terhadap berapa banyak korban pada peristiwa Kudatuli, mengingat ini tonggak demokrasi yang sangat penting bukan hanya bagi PDIP tetapi bagi Republik Indonesia sebagai negara Pancasila yang mengedepankan hukum," jelasnya.

Menurut Hasto, tragedi 21 tahun silam itu harus dicarikan solusi bersama, baik secara politik, hukum dan juga memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan kepada keluarga korban akibat peristiwa 27 Juli tersebut.

"Kami ingin menjadikan tonggak demokasi di dalam sebuah perjalanan dari PDIP yang kemudian ini dijadikan suara rakyat, suara arus bawah yang terus diperjuangkan oleh PDIP," tandasnya.

"Kami mengharapkan peristiwa 27 Juli betul-betul diusut tuntas," pungkas mantan Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini. (Pon)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: PDIP Siapkan Tiga Nama Untuk Pilgub Jabar 2018

#PDIP #Komnas HAM
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan