PSIKOLOG Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Irma Gustiana mengatakan perbedaan love language atau bahasa cinta dalam hubungan bisa menimbulkan konflik. Hal itu seperti dikutip ANTARA, Selasa (14/2).
"Tentu bisa menjadi seakan tidak nyambung dan menimbulkan masalah bila cara dua orang mengekspresikan cintanya berbeda," ungkap Irma di Jakarta, Senin (13/2).
Baca Juga:
Apa Sih Arti Love Language: 'Act of Service'?

Bentuk kasih dan cinta itu bisa diberikan pada siapa saja, mulai dari pasangan, sahabat, orang tua, anak, atau saudara. Setidaknya, ada lima jenis bahasa cinta yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), dan act of service (pelayanan).
Namun, tidak perlu khawatir, karena Irma mengatakan perbedaan bahasa cinta dalam hubungan baik dengan kekasih, sahabat, atau keluarga itu bisa tetap dijalankan. Pemahaman dan pengertian perlu dilakukan tiap individu agar terhindar dari perselisihan.
"Lakukan lah observasi pada dia, meski tidak diungkapkan, amati apa yang dia sukai, akan terlihat dari ekspresinya, bagaimana cara dia menunjukkan kasih sayangnya kepada kita," tambahnya.
Walaupun konflik pasti akan menghampiri, bila apa yang dirinya sendiri inginkan juga yang orang lain mau telah dipahami, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah komunikasi. Komunikasi yang baik dan efektif menjadi kunci dari segala hubungan.
Baca Juga:
1992, ketika Istilah 'Love Language' Dikenal Kali Pertama

"Walaupun berbeda caranya yang penting tujuannya sama agar hubungan harmonis, jangan egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain," tegas Irma.
Irma mencontohkan, dirinya yang berbahasa cinta physical touch, ia akan dengan gamblang meminta suami dan sang anak untuk memeluknya.
"Dengan berpelukan saya akan merasa dicintai, juga tenang, ya sampaikan saja apa yang kita mau, tidak perlu memperumit keadaan," jelasnya.
Bila pasangan kamu tidak kunjung peka terhadap bahasa cintamu, maka kamu bisa saja menyampaikan kepada mereka tentang apa yang kamu senangi atau sukai. Terkadang, tidak semua orang memiliki kepekaan untuk melihat apa yang tidak terlihat dari diri kita, terutama tentang bahasa cinta. (waf)
Baca Juga:
Love Language dapat Terbentuk karena Masa Kecil