\r\n

Cara kerja pepletokan ini sangat sederhana. Pelurunya dibuat dari kertas yang dibasahi. Cubitan kertas sebesar lubang batang pepletokan dimasukkan, dengan cara didorong, hingga batas ujung bilah. Kemudian peluru kedua dimasukkan sebagai pendorong. Udara dalam batang bambu akan mendorong dengan kencang peluruh paling ujung. Semakin padat kertas, maka tembakan semakin kecang.

\r\n

Di daerah Banten, selain menggunakan kertas basah, anak-anak biasa menggunakan buah kanyere sebagai perluru. Buah ini tidak bisa dimakan, sejenis buah huni atau buni. Peluru huni lebih keras dan lebih sakit ketika ditembakkan ke kulit.

\r\n

Anak-anak akan membagi dua kelompok yang saling bermusuhan. Permainan ini biasanya dilakukan di hutan atau kebun-kebun yang banyak terdapat semak atau pohon-pohon pelindung. Apabila seorang anak terkena tembakan, ia harus berhenti bermain.

\r\n

Permainan lain dari pepletokan ini yaitu terus bermain meski terkena tembakan. Keseruan permainan ini ketika ada anak kesakitan terkena tembakan. Namun, ada satu aturan pepletokan yang dipegang semua anak, tembakan tidak boleh mengarah ke wajah.


BACA JUGA:

\r\n
  1. Balap Karung, Permainan Tradisional Wajib Saat Perayaan 17 Agustus
  2. \r\n
  3. Gangsing, Mainan Tradisional Favorit Semua Kalangan
  4. \r\n
  5. Serunya Bermain Egrang Bersama Teman-Teman
  6. \r\n
  7. Main Ular-ularan, Kegembiraan dan Kebersamaan Anak-anak
  8. \r\n
  9. Uji Ketangkasan Tangan Anak-anak dengan Main Yoyo
  10. \r\n
","publisher":{"@type":"Organization","logo":{"@type":"ImageObject","url":"https://merahputih.com/themes/2022/img/logo/shortcut-icon.png","width":192,"height":60},"name":"MerahPutih"},"mainEntityOfPage":"https://merahputih.com/post/read/pepletokan-permainan-perang-perangan-anak-zaman-dahulu","name":"Pepletokan-Permainan-Perang-perangan-Anak-Zaman-Dahulu","url":"https://merahputih.com/post/read/pepletokan-permainan-perang-perangan-anak-zaman-dahulu","dateCreated":"2016-03-15T07:59:15+07:00"}

Pepletokan, Permainan Perang-perangan Anak Zaman Dahulu

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 15 Maret 2016
Pepletokan, Permainan Perang-perangan Anak Zaman Dahulu
Permainan tradisional anak pepeletokan atau peletokan. (Foto: Instagram/rizalbaihakhi)

MerahPutih Budaya - Sebelum mainan modern banyak dan merambah ke daerah-daerah, anak-anak di desa-desa punya sejuta mainan untuk mengisi waktu bermain sepulang sekolah atau saat libur. Salah satunya, pepletokan.

Pepletokan yaitu permainan perang-perangan yang terbuat dari bambu. Di daerah Banten, khususnya Pandeglang, permainan ini disebut pepletokan. Daerah lain ada yang menyebut pletokan. Kata pepletokan sebagai repetisi untuk pletok, seperti kata "tembak" disebut "tetembakan" atau "tembak-tembakan".

Saat ini main pepletokan sudah sangat jarang dimainkan anak-anak. Permainan modern menggeser permainan yang melibatkan banyak anak ini. Terutama saat gadget dan game modern seperti play station, atau game online sudah banyak dikenal anak-anak. Seperti permainan tradisional anak lainnya, permainan ini sudang langka.

Pepletokan terbuat dari bambu. Sebuah ranting bambu tanpa ruas/buku, sebesar jari, dibuat seperti sumpit—alat tembak untuk berburu. Panjangnya tidak sampai 30 centimeter. Alat tambahan lain yaitu bilah bambu dibuat lidi sebagai penyodok. Pada bagian pegangan penyodok, bambu sebesar batang pepletokan dibuat sebagai pegangan. Bambu penyodok harus lebih pendek dari batang pepletokan.

Cara kerja pepletokan ini sangat sederhana. Pelurunya dibuat dari kertas yang dibasahi. Cubitan kertas sebesar lubang batang pepletokan dimasukkan, dengan cara didorong, hingga batas ujung bilah. Kemudian peluru kedua dimasukkan sebagai pendorong. Udara dalam batang bambu akan mendorong dengan kencang peluruh paling ujung. Semakin padat kertas, maka tembakan semakin kecang.

Di daerah Banten, selain menggunakan kertas basah, anak-anak biasa menggunakan buah kanyere sebagai perluru. Buah ini tidak bisa dimakan, sejenis buah huni atau buni. Peluru huni lebih keras dan lebih sakit ketika ditembakkan ke kulit.

Anak-anak akan membagi dua kelompok yang saling bermusuhan. Permainan ini biasanya dilakukan di hutan atau kebun-kebun yang banyak terdapat semak atau pohon-pohon pelindung. Apabila seorang anak terkena tembakan, ia harus berhenti bermain.

Permainan lain dari pepletokan ini yaitu terus bermain meski terkena tembakan. Keseruan permainan ini ketika ada anak kesakitan terkena tembakan. Namun, ada satu aturan pepletokan yang dipegang semua anak, tembakan tidak boleh mengarah ke wajah.


BACA JUGA:

  1. Balap Karung, Permainan Tradisional Wajib Saat Perayaan 17 Agustus
  2. Gangsing, Mainan Tradisional Favorit Semua Kalangan
  3. Serunya Bermain Egrang Bersama Teman-Teman
  4. Main Ular-ularan, Kegembiraan dan Kebersamaan Anak-anak
  5. Uji Ketangkasan Tangan Anak-anak dengan Main Yoyo
#Pepletokan #Pandeglang #Permainan Unik #Permainan Tradisional
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan