PEMERINTAH Indonesia telah mencabut status PPKM per 30 Desember 2022. Artinya, kehidupan masyarakat menuju normal kembali. Meski begitu, kebiasaan yang marak pada masa pandemi terus bertahan. Salah satunya berbelanja lewat digital.
Keadaan ini mendorong pertumbuhan UKM digital. Dalam mengantisipasi perkembangan teknologi dan tantangan masa depan, selain kejahatan siber, penerapan cloud computing UKM jadi salah satu syarat untuk mempercepat transformasi digital.
Transformasi digital UKM diproyeksikan bertumbuh Rp 4.531 triliun pada 2030 atau sekira 42 persen dari nilai ekonomi digital ASEAN. Dengan begitu, bisnis dituntut bergerak cepat.
Cloud computing secara sederhana dapat diartikan memindahkan data komputasi lokal (on-premise) ke internet (cloud) yang dilakukan antara antara pelaku bisnis sebagai cloud consumer, dan perusahaan teknologi sebagai cloud provider.
"Penerapan teknologi cloud memberi banyak manfaat bagi UKM, seperti meningkatkan produktivitas secara efektif dan efisien, menumbuhkan kolaborasi antar tim, serta memberi keamanan dan transparansi data," ujar Rian A. Sagara, Industry Business Architect dari SAP Indonesia, seperti dikutip Antara (3/1).
Baca juga:
F5 Luncurkan AIP untuk Tingkatkan Sistem Keamanan Multi-Cloud

Rian juga menambahkan, biaya operasional pun akan lebih efisien karena layanan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak perlu memperkirakan kebutuhan infrastruktur domestik seperti peladen (server) .
"Dengan menggunakan cloud computing, sumber daya bisa dialokasikan ke kebutuhan lain agar efisiensi operasional semakin meningkat serta perusahaan, termasuk UMKM bisa lebih pada fokus bisnis mereka,” tambah Rian.
Memindahkan data di cloud membuat seluruh dokumen tetap aman ketika ada bencana atau hal-hal di luar dugaan. Selain itu, karyawan juga dapat bekerja dari jarak jauh sebab data dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
UKM juga tak perlu khawatir terjadi penurunan produktivitas karena perkembangan juga dapat dipantau secara real-time.
Tantangan penyimpanan awal (cloud) adalah terkait keamanan siber. Karena itu, penyedia layanan cloud terus mengembangkan teknologi pendukung keamanan siber.
"Tidak lupa kami terus mendorong budaya dan pola pikir security-minded di sepanjang rantai pengguna. Dengan demikian, proses transformasi digital melalui pengembangan dan transisi menuju layanan berbasis cloud lebih aman,” kata Rian.
Baca juga:

Rian menjelaskan bahwa pola pikir tentang bagaimana pemanfaatan teknologi secara efektif sangat penting agar tercipta ekosistem yang mendukung. Dampaknya pun dapat dirasakan dengan maksimal.
Keberhasilan adaptasi teknologi cloud untuk setiap kegiatan ekonomi di Indonesia memungkinkan tumbuhnya berbagai opsi penyedia layanan cloud seperti SAP.
Menurut Rian, SAP mempunyai misi untuk mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia berlari lebih cepat menuju digitalisasi. Caranya, membantu memodernisasi proses bisnis dan mewujudkan tujuan keberlanjutan yang dapat dikelola oleh kecerdasan berbasis data.
“Saya berharap dengan transisi ke layanan berbasis cloud di tengah era digital, perusahaan dapat mengoptimalkan upayanya menjadi lebih gesit dan berkelanjutan. Untuk itu, kami akan membantu dengan menyediakan pelayanan yang sesuai untuk mempercepat transformasi digital Indonesia,” tutup Rian. (dru)
Baca juga:
Perlindungan Dunia Digital Semakin Kuat dengan Distributed Cloud Services