MerahPutih.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa sejumlah berkas dari kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Penggeledahan kantor Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Edhy Prabowo itu dilakukan pada Rabu (25/11) sejak 12.30 hingga berakhir 14.00 siang.
Baca Juga
Penangkapan Menteri Edhy Prabowo Panaskan Peta Politik di Pemerintahan
Keluar dari KKP, penyidik KPK tidak memberikan keterangan apapun. Mereka memilih langsung tancap gas meninggalkan awak media yang sudah menunggu di luar gedung.
Dari informasi yang dihimpun, penyidik langsung bergegas menuju komplek Widya Chandra yang notabene kediaman Edhy Prabowo.

Seusai diobrak-abrik sama penyidik KPK, petugas keamanan gedung KKP langsung mengunci rapat pintu gerbang Gedung Mina Bahari yang terletak di Jalan Medan Merdeka Timur ini.
Mereka melarang orang yang tak berkepentingan untuk masuk dan menguncinya. Bahkan, karyawan yang bekerja disana juga tak terlihat menampakkan diri.
Gedung tersebut seperti tengah kosong tak ada aktifitas sama sekali.
Sebelumnya, Edhy Prabowo diamankan KPK sepulang dari Amerika Serikat pada dini hari tadi. KPK menyebut kasus ini terkait dengan penetapan calon eksportir benur.
"Kasus ini diduga terkait dengan proses penetapan calon eksportir benih lobster," kata Plt Jubir KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (25/11).
Penangkapan dilakukan di dua tempat, yakni Jakarta dan Depok, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, sekitar pukul 00.30 WIB.
Total pihak yang diamankan sebanyak 17 orang, termasuk Edhy. Mereka yang diamankan saat ini berstatus terperiksa.
"Jumlah yang diamankan petugas KPK seluruhnya saat ini 17 orang, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan beserta istri dan beberapa pejabat di KKP. Di samping itu juga beberapa orang pihak swasta," sebut Ali.
Ali mengatakan KPK juga menyita sejumlah kartu ATM. Ali mengatakan tim KPK juga masih menginventarisasi barang bukti yang disita. (Knu)
Baca Juga