MerahPutih.com - Polsek Ciracas, Jakarta Timur diserang oleh sekitar 100 orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari.
Penyerangan itu mengakibatkan kerusakan pada bangunan Polsek, serta sejumlah kendaraan pribadi dan oprasional Polsek Ciracas dibakar dan dirusak oleh para penyerang.
Baca Juga:
Insiden Penyerangan Polsek Ciracas Tak Ganggu Sinergitas TNI-Polri
Belakangan diketahui, serangan itu disebabkan oleh hoaks (berita bohong) yang disebarkan salah satu oknum anggota TNI.
Seorang oknum anggota TNI berpangkat prajurit dua (prada) berinitial MI mengalami kecelakaan tunggal.
Dia mengaku dikeroyok. Ini yang memicu penyerangan terhadap Mapolsek Ciracas. Seperti yang sering disuarakan oleh sejumlah tokoh nasional, hoaks merupakan salah satu musuh terbesar yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia pada era digitalisasi dan pesatnya perkembangan industry 4.0.
Merespon hoaks yang disebarkan oleh Prada MI yang memicu penyerangan Sabtu dini hari itu, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo berpendapat, hoaks bisa dengan mudah diterima sebagai kebenaran oleh masyarakat karena tergerusnya budaya kritis.
“Budaya kritis dalam masyarkat kita mulai tergerus, ini membuat mereka dengan mudah menerima atau hoaks sebagai suatu kebenaran, dan pada akhirnya hoaks yang diterima itu beberapa kali berujung pada tindakan kekerasan, seperti yang terjadi pada Sabtu dini hari kemarin di Polsek Ciracas,” terang Benny kepada Merahputih.com, Minggu (30/8).
Rohaniwan yang juga memiliki keahlian dalam bidang ilmu komunikasi itu berpendapat, perlunya membangun kembali budaya dan pendidikan kritis yang saat ini mulai tergerus.
“Pendidikan kritis melahirkan sikap dan cara berpikir yang tidak mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak yang menggunakan propaganda sebagai alat untuk mengaduk emosi publik lewat ujaran kebencian dan isu-isu tertentu yang biasanya terkait dengan SARA,” ujarnya.

Dia juga menegaskan pentingnya pendidikan literasi media dalam era digital, agar nantinya dalam merespons pemberitaan masyarakat tidak mudah terkecoh, emosional, dan terjebak pada solideritas semu untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan serta negatif lainnya.
“Kecerdasan masyarakat dalam menggunakan media sosial atau mencari informasi melalui media siber bisa dibangun lewat sebuah kesadaran kritis, melalui pendidikan literasi media juga membangun kesadaran kritis mereka, dengan itu mereka lebih mampu dalam memilih berita dan konten yang memiliki sumber akurat,” jelas Benny.
Selain itu, menurutnya kesadaran berpikir kritis harus menjadi cara berpikir, bertindak dan berelasi sesama anak bangsa. Jika itu diterapkan, mereka tidak mudah tersulut emosi karena pemberitaan atau informasi yang belum jelas kebenarannya.
Benny meminta, budaya kekerasan harus segera dihentikan karena bertentangan dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Karena siapa mencintai Tuhan, dia pastilah mencintai sesama manusia," tutup Benny.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa pastikan keterlibatan prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dalam insiden penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur akan dipecat.
"Ada 12 prajurit TNI AD yang sudah diperiksa terlebih penyerangan Polsek Ciracas. Sementara itu, ada 19 lainnya yang sedang dalam proses pemanggilan untuk diperiksa. Totalnya ada 31. Saya pastikan, semua prajurit TNI AD yang terlibat ini selain dihukum, mereka juga akan dipecat," kata Andika.
Baca Juga:
Puluhan Anggota Diperiksa, KSAD Janji Hukum Berat Pelaku Penyerangan Polsek Ciracas
Menurutnya, penyerangan terhadap Polsek Ciracas yang dilakukan aparat TNI telah mencoreng nama baik institusi TNI. Sehingga, ia memastikan semua prajurit TNI AD yang terlibat akan dipecat.
"Lebih baik kami kehilangan prajurit, daripada mempermalukan nama baik institusi TNI. Selain itu, kami minta mereka untuk menanggung semua kerugian yang diakibatkan oleh insiden penyerangan ini. Mereka harus bertanggungjawab secara penuh. Jangan mau seenaknya saja menerima hukuman begitu saja," ungkap Andika dengan nada tegas.
Dalam konferensi pers tersebut, pihak TNI AD juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang menimpa Polsek Ciracas dan warga sekitar. Proses penyelidikan terhadap kasus ini juga akan ditangani secara langsung oleh pihak TNI AD.
"TNI akan bertanggung jawab. Oleh karena itu, saya atas nama TNI AD menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa penyerangan yang melibatkan prajurit TNI AD. Kami minta masyarakat untuk membantu TNI dalam mengungkap kasus ini," jelasnya. (Knu)
Baca Juga: