Penyambung Lidah Kereta Api Menjaga Keselamatan Setiap Insani

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Sabtu, 18 September 2021
Penyambung Lidah Kereta Api Menjaga Keselamatan Setiap Insani
Bukti mengatur perlintasan kereta tanpa palang sama melelahkannya dengan ada palang. (Foto: Instagram @masinislrt_sumateraselatan)

SETIAP kali kereta rel listrik aka KRL melintas, penjaga jalan lintasan (PJL) bergerak cepat membunyikan alarm dan turunkan pintu palang. Begitu pintu turun, petugas lain sibuk memberi tanda kepada pengendara agar jangan terlalu dekat dengan rel, dan tak jarang menghalau pengendara membandel nekat menerobos.

Baca juga:

Ketangguhan Musisi di Tengah Pandemi

Tak cukup bunyi nyaring, lampu tanda berhenti, bahkan palang pintu perlintasan memberi tanda bahaya melintasi rel kereta saat ada sepur melaju. Entah karena buru-buru, kebelet buang air, atau hobi, banyak pengendara nekat menerobos palang pintu meski sudah tertutup dan kereta semakin dekat.

Alhasil, laporan kecelakaan akibat menerobos palang perlintasan kereta api terjadi di beberapa titik. Di Jakarta, sekarang, banyak palang pintu perlintasan sudah ditutup selamanya. Pengedara tak lagi bisa menyeberang seperti dahulu. Mereka harus mengambil jalan memutar.

pjl
Pekerjaannya menjaga alur lalu lintas di pintu perlintasan kereta. (Foto: Instagram @newsmerahputih)

Mungkin bagi sebagian orang, pekerjaan menjadi penjaga perlintasan kereta api terlihat sangat mudah. Hanya duduk, menaik-turunkan palang.

Namun, anggapan tersebut sebaiknya dibuang jauh-jauh karena tugas mereka sesungguhnya memastikan agar sesiapa melintas tidak terkena musibah. Menyeberang kan juga sepele. Tapi jika tertabrak apa masih sepel?

Penjaga perlintasan harus bersiaga dalam segala situasi dan kondisinya. Oleh karena itu, sangat wajar jika seluruh petugas PJL antingantuk. Mereka baru boleh beristirahat setelah tugas jaganya selesai. Sedangkan penjagaan 24 jam dimulai dari pukul 6 pagi sampai keesokan harinya.

Baca juga:

Ketangguhan CEO Travel Trip Menjalani Usaha Open Trip di Tengah Pandemi

Ahmad Fauzi, dilansir Kompas, mengungkapkan hambatan terbesar sebagai penjaga palang pintu menjaga agar tidak terjadi kelalaian saat bertugas karena dapat berakhir di jeruji besi.

Seorang PJL, lanjutnya, wajib memiliki kepekaan pada telinganya. Nantinya, bagian dari tubuh itu berguna untuk mendengarkan deru kereta listrik ketika melintas. Langkah ini sebagai tips cepat jika mesin pengatur palang itu rusak dan perlu diperbaiki.

pjl
Tiap KRL melintas, penjaga jalan lintasan (PJL) bergerak cepat bunyikan alarm dan turunkan pintu palang. (Foto: Instagram @pjl_kai)

Tiap pergantian giliran diisi dua orang, tapi jam malam diatur satu orang petugas. Penjaga pintu sepur mendapatkan waktu istirahat satu atau dua hari. Jadwalnya secara mendetail berbentuk pola 1-1-1-1 dan 2-2-2-2.

Pola pertama, 24 jam bersama satu hari libur, sedangkan kedua berarti tiap petugas dapat kesempatan dua kali tugas dengan masing-masing libur dua hari.

Meskipun sudah ada jadwal, tiap petugas itu harus berimprovisasi saat mesin mengalami kerusakan. Mereka bakal memberhentikan kendaraan melintas, baik motor maupun mobil. Komunikasi adalah kunci dari momen ini, sehingga tabrakan kereta dapat dicegah, terutama terhadap berbagai pengendara.

Handy talky jadi barang wajib untuk seluruh petugas. Tanpa itu, segalanya makin memburuk. Khususnya bagi tempat belum memiliki palang pintu kereta. Karena, informasi kedatangan kereta itu selalu dikabarkan lewat handy talky. Benda itu selalu menolong sosok ini mengatur ketertiban alur perlintasan.

pjl
Penjaga perlintasan itu harus bersiaga dalam situasi dan kondisi. (Foto: Instagram @indonesianrailway)

Pengemudi berhenti karena suara peluit, sedangkan masinis memperhatikan kecepatannya berdasarkan rambu-rambu dari petugas. Kejadian ini menjadi bukti mengatur perlintasan kereta tanpa palang sama melelahkannya.

Selain itu, petugas berseragam mempunyai caranya tersendiri mengatur kerumunan pengendara. Ada menggunakan himbauan, tapi cara manual seperti peluit efektif memberi efek peringatan terhadap pengendara roda dua maupun empat.

Tanggung jawab seorang penjaga palang pintu sepur itu sangat besar. Konsentrasi, kesehatan, dan kesigapan benar-benar diperjuangkan para penjaga. Kereta rel listrik lewat sekitar dua sampai tiga menit lagi sehingga konsentrasi penuh diperlukan ketika bertugas.

Oleh sebab itu, sebaiknya pengendara perlu belajar untuk menebalkan kepekaannya. Selain menerobos perlintasan dapat dikenai sanksi denda uang sebesar Rp 750 ribu, menghargai jasa petugas nan bertujuan agar kecelakaan dapa dihindari, juga baiknya agar selalu menjada keselamatan peribadi. (Bed)

Baca juga:

Ketangguhan Mahasiswa di Timika cari Ilmu Meskipun Sinyal Mendem

#September Jagoan Tangguh Negeri Aing #Teknologi #Wisata
Bagikan
Bagikan