MerahPutih.com - Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) menggandeng mitra strategis dari Malaysia, CC Palm Trading and Asia Oil Products melakukan kerja sama dalam penyediaan minyak goreng, sabun, pakan ternak dan lainnya.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak C.C. Palm Trading Sdn Bhd dan Asia Oil Products SDN. BHD yang diwakili Chua Chee Koon dan kolega di Kantor DPP Asparindo, Jalan Utan Kayu Nomor 23, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur pada Kamis (14/9).
Baca Juga
Kejagung Dalami Peran Airlangga Hartarto saat Kelangkaan Minyak Goreng
Ketua Umum Asparindo, Y. Joko Setiyanto mengatakan, investor tersebut akan menyuplai kebutuhan masyarakat dari penyediaan minyak goreng, energi bahan bakar, pakan ternak kerbau, sabun dan produk lainnya dari hasil pengolahan industri kelapa sawit beserta turunannya. Nilai total kerja sama sebesar Rp 2 triliun.
"Melalui rencana kerja sama ini, kami berupaya membantu pemerintah turut mengatasi kelangkaan minyak yang sering terjadi di Indonesia. Kami juga berkomitmen mendukung penggunaan energi bahan bakar nonfosil," kata Joko dalam keterangannya di Jakarta.
Joko berharap, kedatangan investor ini bisa membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia, termasuk mempermudah masyarakat mendapatkan kebutuhan pokoknya. Terlebih, dirinya sempat dipanggil Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin untuk terlibat membantu dalam pemanfaatan kelapa sawit Indonesia.
"Ini salah satu implementasi bahwa kami mau membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga sawit-sawit rakyat benar-benar (dimanfaatkan). Saya akan ikut koordinir karena sudah ada asosiasinya sendiri di sawit, kami diminta untuk membantu dan saya rasa ini hasilnya akan diambil," urainya.
Baca Juga
Kejagung Tetapkan Wilmar Group Tersangka Korupsi Minyak Goreng
Untuk mengakselerasi pemasaran, Joko siap memanfaatkan jejaring pasar yang berada di bawah naungan Asparindo di Indonesia.
Berdasarkan catatannya, terdapat 9.264 pasar yang terdaftar. Angka tersebut, diprediksi lebih banyak karena masih ada pasar yang belum terdata asosiasi.
"Itu belum dari pasar-pasar yang UMKM (Kementerian Koperasi dan UKM) dan PDTT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dan pasar yang bisa kami suplai sampai 14.000," paparnya.
Meski demikian, Joko belum memaparkan merek dagang dari minyak goreng yang akan dipasarkan. Termasuk, kata dia, harga eceran tertinggi (HET) yang akan dipatok perusahaan.
"Saya sudah sampaikan ke teman-teman (investor) bahwa kita untung itu harus, namanya bisnis tapi yang wajar saja," paparnya.
Joko sekaligus meminta dukungan kepada semua pihak yang terlibat dalam kerjasama ini. Dia menyadari, membawa investor dari luar negeri ke Indonesia itu bukan perkara mudah, karena banyak pertimbangan dari mereka untuk menjajaki kerjasama.
"Kami bersyukur bisa membawa mereka ke Indonesia, karena itu bukan hal yang mudah," tutupnya. (Asp).
Baca Juga
Kasus Minyak Goreng, Kejagung Geledah Kantor Wilmar, Musim Mas, dan Permata Hijau