Film
Pentingnya Regenerasi Film Menurut Sutradara 'Penyalin Cahaya'
PERLU adanya pemicu untuk mempertahankan semangat berkarya di dunia film. Sutradara film Penyalin Cahaya, Wregas Bhanuteja mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut bisa dilakukan melalui regenerasi di dunia perfilman.
Wregas mengatakan sejak dulu perfilman Indonesia sudah melakukan regenerasi. "Ini adalah suatu gambaran regenerasi. Film-film kita dari zaman Usmar Ismail sampai sekarang bisa bertahan karena adanya regenerasi," kata sutradara berusia 29 tahun itu, mengutip laman ANTARA, Jumat (12/11).
Penyalin Cahaya menjadi film panjang pertama yang pernah ia garap. Sebelumnya ia hanya mengarahkan film-film pendek seperti Lemantun dan Prenjak yang membuatnya menjadi sutradara Indonesia pertama meraih penghargaan Cannes Film Festival untuk film pendek itu.
Baca juga:
Film Penyalin Cahaya digarap di masa pandemi, bersama dengan para pemain dan kru yang semuanya orang Indonesia. "Ini adalah awal baru meskipun film ini lahir di tengah pandemi, namun kami bisa melewati dengan baik. Tantangan apa pun ke depannya kita pasti lalui juga," ujar pria asal Yogyakarta itu.
Penyalin Cahaya menceritakan seorang sarjana universitas tahun pertama, Sur (Shenina Cinnamon) yang pergi ke pesta untuk pertama kali dalam hidupnya. Ia merayakan pencapaian Mata Hari, grup teater universitas tempat Sur menjadi sukarelawan sebagai perancang web.
Baca juga:
'Penyalin Cahaya' Bertarung di Kompetisi Internasional dan Lokal
Lihat postingan ini di Instagram
Hidupnya benar-benar berubah ketika Sur bangun keesokan harinya. Ia kehilangan beasiswa dan diusir keluarganya setelah swafotonya beredar secara online. Khawatir menjadi bahan lelucon oleh senior Mata Hari, Sur mencari bantuan ke teman masa kecilnya, Amin (Chicco Kurniawan), yang bekerja dan tinggal di toko fotokopi dekat kampus.
Mereka pun akhirnya mencoba menemukan kebenaran tentang swafoto dan malam di pesta dengan meretas ponsel siswa.
Film ini dibuat Wretas didasari dari kisah para penyintas kekerasan seksual untuk mendapat keadilan dan tempat guna menyelesaikan masalah itu.
“Basis utamanya adalah peristiwa kekerasan seksual ketika penyitas tidak mendapatkan tempat untuk speak up dan keadilan dalam mengurus kasus yang ia alami. Cerita-cerita tersebut saya rangkai dalam genre suspens, guna mencari misteri siapa pelakunya," kata Wregas.
Penyalin Cahaya meraih Piala Citra untuk Film Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Sutradara Sinematografi Terbaik, Sutradara Artistik Terbaik, Editor Gambar Terbaik, Pengisi Suara Terbaik, Sutradara Musik Terbaik, Penulis Lagu Tema Terbaik, Kostum Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik Aktor, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik. (and)
Baca juga:
Cerita Lukman Sardi dan Ruth Marini di Film ‘Penyalin Cahaya’