Parenting
Pentingnya Mempersiapkan Anak Hadapi Bencana Alam
GEMPA dengan kekuatan Magnitudo 5,6 menerjang kawasan Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11) sekitar pukul 13.21 WIB. Pusat gempa bumi itu berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Info terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 321 warga meninggal dunia hingga hari ketujuh atau Minggu (27/11).
Menurut data BNPB, Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana alam yang tinggi, seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung merapi. Kejadian-kejadian tersebut tentunya tidak luput dari perhatian banyak orang, termasuk anak-anak. Mereka akan mengetahui kejadian tersebut dari berita di televisi.
Baca Juga:
Empat Film Tentang Tsunami, Nomor Tiga Diangkat Dari Kisah Nyata
Orang tua dan guru memiliki peran dalam mempersiapkan anak menghadapi bencana alam. Jangan sampai anak menjadi salah paham mengenai makna dari bencana alam. Maka dari itu, memberikan pendidikan dan pembekalan kepada anak mengenai bencana alam serta persiapan yang harus dilakukan sangat wajib.
United Nation International Strategy for Disaster mengeluarkan sebuah data yang menyebutkan bahwa 60 persen korban bencana alam adalah anak-anak. Memang sangat tidak mungkin bagi manusia untuk mutlak mencegah terjadinya suatu bencana alam. Namun, mempersiapkan anak menghadapi bencana sedini mungkin adalah penting.
Edukasi dini akan menjadi langkah awal masyarakat agar menjadi lebih sadar terhadap bencana alam. Sehingga saat bencana alam datang, para orang tua dan anak tidak panik dan bingung. Jika kamu sudah tahu harus melakukan apa saat bencana alam datang, setidaknya kamu sudah memiliki bekal dan bisa menyelamatkan diri sendiri. Kamu juga bisa menyelamatkan orang lain.
Golongan yang rentan menjadi korban bencana alam adalah anak-anak. Selain mereka memiliki kondisi fisik yang masih lemah, rasa cemas dan khawatir juga akan memengaruhi kondisi psikologis mereka. Jadi, tidak ada salahnya untuk memberi pendidikan kepada anak mengenai hal ini ya.
Selain orang tua, peran sekolah untuk mempersiapkan anak juga tidak kalah penting. Usia sekolah menjadi waktu yang tepat untuk memberi pendidikan mengenai persiapan saat bencana alam datang. Di sekolah, pengetahuan mengenai bencana alam dapat dijadikan bagian dari materi pelajaran atau dalam mata pelajaran muatan lokal.
Selain itu, pihak sekolah juga dapat memberikan pelatihan simulasi menghadapi bencana alam. Utamakan untuk memberi pengetahuan mengenai bencana alam yang lebih rentan terjadi pada wilayah tempat tinggal. Dibanding sekadar teori, anak-anak akan lebih mengerti informasi jika dibarengi dengan praktik.
Baca Juga:
Penting sekali memberikan edukasi dini pada anak untuk menghadapi bencana alam dan membantu psikis anak agar lebih tenang dan tidak panik ketika bencana alam terjadi. Nah, melansir dari laman Parents, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi bencana alam:
- Pantau berita mengenai tanda-tanda bencana alam, seperti informasi cuaca situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
- Beri penjelasan pada anak sesuai fakta. Jika anak penasaran mengenai berita bencana alam yang mereka dapatkan, maka kamu bisa menjelaskan padanya fakta yang terjadi. Tapi ingat, jangan terkesan sedang menakut-nakuti dan jelaskan dengan tenang.
- Ajak seluruh keluarga membuat rencana jika bencana alam terjadi. Sebelumnya, jangan lupa untuk mencari info apa saja yang seharusnya dipersiapkan, seperti pos evakuasi, barang-barang yang harus diselamatkan, dan lain-lain. Buat rencana untuk berbagai bencana alam, misalnya gempa bumi, badai, gunung meletus, banjir, dan sebagainya.
- Persiapkan disaster kit atau kotak siaga dalam menghadapi bencana alam. Rencana menghadapi bencana alam tanpa alat-alat akan menjadi tidak sempurna. Selain memberi tahu anak alat apa saja yang dibutuhkan, libatkan pula anak untuk mengumpulkan alat-alat tersebut.
Jika saat terjadi bencana alam gempa seperti gempa terbaru yang terjadi di Cianjur, maka kamu dan anak bisa lakukan hal berikut ini :
1. Berlindung di bawah meja
Saat kamu dan anak berada di dalam sebuah ruangan dan terjadi gempa, segeralah mencari meja atau bahan lain yang kuat, yang dapat digunakan untuk melindungi bagian tubuh jika terjadi keruntuhan.
2. Hindari berdiri di samping benda berat
Ketika terjadi gempa di dalam ruangan, jauhi benda-benda berat seperti rak atau lemari. Benda-benda tersebut bisa saja jatuh dan menimpa tubuh saat gempa berlangsung.
3. Tunggu waktu yang tepat untuk keluar
Saat gempa pasti kamu dan anak ingin segera cepat-cepat keluar ruangan. Namun, sebaiknya tunggu dulu beberapa saat hingga getaran gempa lebih mereda.
4. Lindungi wajah
Jika ruangan yang sedang ditempati memiliki banyak kaca, sebaiknya lindungi bagian wajahmu dan anak dengan tangan, kain tebal, atau benda lain. Tujuannya adalah agar apabila kaca tersebut pecah, maka kaca tersebut tidak akan melukai wajahmu dan anakmu.
5. Hindari berlindung di dapur
Jangan dan hindari berlindung di dapur, karena terdapat banyak benda-benda tajam yang mungkin saja dapat membahayakan dirimu dan anak. Selain itu, pastikan agar peralatan dapur seperti kompor dan sumber-sumber api lainnya telah dimatikan.
6. Jangan menggunakan lift
Saat gempa terjadi di sebuah gedung, maka sebaiknya tetap turun menggunakan tangga darurat dan jangan menggunakan lift. Hal ini untuk menghindari lift tiba-tiba mati jika terjadi gempa susulan.
Lebih baik kita mempersiapkan dan mengantisipasi daripada terlambat dan menyesal dikemudian hari. Yuk, jaga keselamatan keluarga terutama anak kita. (dgs)
Baca Juga: