HARUS disadari bahwa literasi keuangan sangat sedikit dipahami dan dimegerti masyarakat. Dari sedikit itu pemahaman yang ada tidak mendetil.
Literasi keuangan berhubungan dengan finansial, kredit dan pengelolaan hutang. Dengan memahami semua itu maka seseorang akan lebih tahu dan paham bagaimana mengambil keputusan yang berhubungan dengan keuangan.
Baca Juga:

Yang paling nyata saat ini adalah penggunaan kartu kredit yang ‘semena-mena’ tanpa memikirkan ke depannya. Memahami literasi keuangan memberikan keuntungan pada masyarakat untuk mengatur keuangannya dengan baik dan tentunya menghindari hutang yang berlebihan.
Padahal literasi keuangan yang sedikit dipahami berdampak luas bagi kehidupan seseorang baik secara pribadi maupun keluarganya. Semisal seorang kepala keluarga merencanakan tabungan pendidikan untuk pendidikan anak-anaknya, membeli rumah yang sesuai dengan kemampuan keuangannya dan mempersiapkan dana pensiunnya.
Menurut investopedia, pemahaman yang sangat sedikit tentang literasi keuangan banyak dialami pada warga yang tengah membangun kehidupannya. Namun ternyata juga ada pada mereka yang sudah mapan perekonomiannya.
Ternyata bukan jaminan seseorang yang sudah mapan secara ekonomi memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik. Mereka ini ternyata gagal memenuhi kemampuan mengenali keuangannya sendiri. Bahkan belum mampu mengelola risiko-risiko keuangan secara efektif dan menghindari beban keuangan yang besar. Itulah perlunya memahami dasar-dasar literasi keuangan yang baik.
Baca Juga:

Literasi keuangan memiliki jenjang-jenjang yang harus dipahami oleh individu. Dalam artian bahwa bila tingkat ekonomi dan keuangan seseorang membaik dari waktu ke waktu. Maka jenjang literasi keuangannya juga harus ikut naik. Namun kenyataannya tidak seperti itu.
Pemahaman literasi keuangan semakin rendah pada generasi-generasi muda yang baru memasuki tahap dunia kerja. Sedikitnya pengetahuan dan informasi yang beredar membuat mereka belum memahami betul bagaimana bersikap jika dihadapkan pada pengelolaan keuangan. Ini juga terjadi pada seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.
Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dilansir dari investopedia, melek literasi ini masih sangat rendah. Mengelola keuangan diri sendiri atau keluarga sudah menjadi sebuah beban yang memusingkan. Ditambah lagi bila seseorang harus mempersiapkan dana pensiun untuk masa tuanya.
Bila dilihat sepertinya ini hanya bagian dari problem individual. Padahal ini berdampak pada keseluruhan populasi. Sudah seharusnya ada pengembangan dari pemahaman literasi keuangan yang dapat memberikan dampak pada masyarakat dan kemampuan mempersiapkan masa depan. Yang harus disadari oleh setiap orang adalah memahami dasar-dasar keuangan yang bersentuhan langsung dengan kehidupannya. Dengan demikian dapat membuat perencanaan keuangan, investasi dan persiapan masa depan dengan baik. (psr)
Baca Juga: