UNTUK memastikan keamanan anak saat belajar di dalam ruangan kelasnya pada saat sekolah tatap muka, manajemen kualitas udara perlu diperhatikan. Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. Budi Haryanto.
Menurutnya, pembukaan sekolah merupakan langkah penting, yang pada akhirnya memang harus dilakukan, mengingat potensi dampak belajar dari rumah terhadap perkembangan psikologis dan kognitif anak dalam jangka panjang.
Baca Juga:
"Di sisi lain, kita juga harus memastikan lingkungan belajar yang aman, apalagi dengan sifat virus COVID-19 yang dapat menular lewat udara (airborne). Di sinilah peran krusial dari strategi manajemen kualitas udara," jelas Budi, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Sejumlah peneliti melaporkan ruangan kelas dengan ventilasi udara yang buruk, dapat menjadi sumber penyebaran virus dengan cepat. Untuk itu, ventilasi dan pengukuran kualitas udara yang baik sangat diperlukan, sebagai upaya pencegahan.
Baca Juga:
Sementara itu, peneliti kualitas udara, Profesor Jose-Louis Jimenez menjelaskan beberapa studi menunjukkan tentang pentingnya peran mitigasi risiko berlapis, atau dikenal dengan istilah swiss cheese model. Hal ini berguna untuk menurunkan risiko penularan COVID-19 secara signifikan pada sekolah-sekolah yang ada di berbagai belahan dunia.
Pada model udara tersebut, ventilasi serta penyaringan udara menjadi kunci dalam mitigasi risiko penularan virus. Kemudian dikombinasikan dengan langkah-langkah pencegahan individu seperti halnya penggunaan masker dan mencuci tangan.

Selain itu, Piotr Jakubowski selaku Co-Founder dan Chief Growth Officer nafas, menjelaskan bahwa pandemi merupakan titik balik dan pengingat semua orang akan pentingnya kualitas udara bersih.
"Kami melihat pemantauan CO2, ventilasi, dan penyaringan udara bukan hanya sebatas jargon selama pandemi, melainkan strategi manajemen kualitas udara jangka panjang demi memastikan kehidupan yang lebih berkualitas ke depannya," kata dia.
Strategi manajemen kualitas udara tersebut, bisa diakses dari ekosistem hulu ke hilir nafas, melalui aria AirTest monitor yang bisa mengukur kualitas udara dalam ruangan. Kemudian ada Pure40 Purifier aria yang menggabungkan teknologi HEPA, untuk membersihkan udara serta bisa dikontrol secara penuh lewat aplikasi nafas. (ryn)
Baca Juga:
Sering Dicela di Usia Muda Bisa Menyebabkan Depresi, Ini Cara Mengatasinya