Penolakan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Bertentangan dengan Semangat Antikorupsi

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 01 September 2019
Penolakan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Bertentangan dengan Semangat Antikorupsi
Direktur Eksekutif Lemkapi, Dr Edi Hasibuan. (antara)

MerahPutih.com - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan, mengatakan dari 20 Capim KPK yang telah terpilih sudah sangat mewakili seluruh institusi yang ada.

Menurut Edi, para capim dipilh melalui seleksi yang sangat ketat dan kredibel.

Baca Juga

Pansel KPK Harusnya tak Prioritaskan Calon dari Polri dan Kejaksaan

"Siapapun yang terpilih nanti, tentu PR nya sangat besar untuk KPK akan datang. Terutama hal pencegahan yang harus dikuatkan untuk memberantas korupsi di Indonesia. Capim KPK yang ada saat ini, harus kita dukung dan apresiasi serta kita kawal bersama," ujar Edi, dalam keterangannya, Minggu (1/9).

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan

Edi tak setuju jika ada penolakan terhadap capim yang berasal dari Polri atau Kejaksaan. Menurutnya, Presiden akan secara bijak memilih 5 orang capim KPK yang akan direkomendasikan ke DPR RI. Semua pihak pun diharapkan menghormati keputusan Presiden serta Pansel KPK.

Baca Juga

10 Nama Capim KPK Diserahkan ke Presiden Jokowi Besok

Di sisi lain, demi terciptanya pemberantasan korupsi yang lebih kuat, ia menilai penting untuk para capim terpilih nantinya berkoordinasi dengan unsur-unsur lain seperti Polri dan Kejaksaan.

"Saya kira, bila nanti kedepannya KPK di isi oleh berbagai unsur yang menyatu, tentu akan lebih kuat. Saya tidak ingin membicarakan dari ini dan itu dengan latar belakangnya. Tapi justru lebih ke penguatan KPK agar ke depannya, benar-benar bisa memberantas korupsi dengan program pencegahan terbaiknya," jelas Edi.

Baca Juga

Muhammadiyah Ungkap Ada Upaya Pelemahan KPK

Seperti diketahui, dari 20 capim KPK yang ada saat ini, empat di antaranya berasal dari Polri. Salah satu diantara mereka yakni Irjen Firli dikritik karena dianggap bermasalah saat bekerja di KPK. (Knu)

#Lemkapi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan