Merawat Ingat
Penobatan Prabu Siliwangi sebagai Sri Baduga Maharaja
PRABU Siliwangi atau Ratu Jayadewata putra dari Prabu Dewa Niskala dan cucu dari Mahaprabu Niskala
Wastu Kancana lahir 1401 M di Kawali Ciamis.
Menurut Prasasti Batutulis, ia dinobatkan sebanyak dua kali, yaitu sebagai raja Kerajaan Sunda dan raja
Kerajaan Galuh. Pertama ketika ia menerima tahta Kerajaan Galuh di Kawali Ciamis dari ayahnya Prabu
Dewa Niskala, yang kemudian bergelar Prabu Guru Dewataprana.
Baca Juga:
Kedua, ketika ia menerima tahta Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor dari mertua dan uwanya, yaitu Prabu
Susuktunggal. Dengan peristiwa ini, ia menjadi penguasa Kerajaan Sunda - Kerajaan Galuh dan
dinobatkan dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Periode terakhir Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal sebagai masa Kerajaan Pajajaran
dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Sunda yang memiliki ibukota di Pajajaran
diyakini terletak di Kota Bogor dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi yang dinobatkan pada 3
Juni 1482. Hari penobatannya itu diresmikan sebagai Hari Jadi Kota dan Kabupaten Bogor sejak tahun 1970-an dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.
Menurut Babad Pajajaran yang dinukil dari laman Kemendikbud, Prabu Siliwangi mengambil istri Nyai Subang Larang yang melahirkan tiga anak; Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuwana), Nyimas Rara Santang dan Raden Kian Santang. Dalam catatan sejarah, Nyimas Rara Santang kelak akan melahirkan anak bernama Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Kemudian Raden Kian Santang termasuk salah satu penyebar agama Islam di Tanah Sunda. (DGS)
Baca Juga: