Teknologi

Penjahat Siber Curi Jutaan Dolar dari Proyek Blockchain 2021

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 04 Mei 2021
Penjahat Siber Curi Jutaan Dolar dari Proyek Blockchain 2021
Pencurian mata uang kripto tahun ini meningkat ketimbang tahun lalu. (foto pixabay WorldSpectrum)

PROYEK blockchain menjadi ladang emas bagi para penjahat di dunia maya. Pada awal 2021, penjahat siber sukses mencuri hampir 50% uang lebih banyak daripada periode yang sama tahun lalu.

Seperti dilansir Techradar, Atlas VPN melaporkan tindakan peretasan pada dApps (aplikasi terdesentralisasi yang dibangun pada jaringan Ethereum), cryptocurrency wallets, dan dalam bursa akun. Lewat celah sistem, para peretas berhasil mencuri sekitar US$108,3 juta pada kuartal pertama 2021. Angka itu 46% lebih besar daripada kuartal pertama 2020.


DApps menjadi target yang cukup banyak diretas saat ini. Menurut Atlas VPN, terdapat 11 pelanggaran dan 5 peristiwa penipuan selam periode pertama. Saat ini, total lebih dari US$86 juta atau Rp1 triliun lebih telah hilang.

BACA JUGA:

Curi Kekuatan Komputer, Hacker Buat Jutaan Cryptocurrency


Selain itu, terdapat sembilan pelanggaran juga di blockchain wallets yang telah dilaporkan. Ditambah satu peristiwa penipuan dan kasus pemerasan yang membuat korban kehilangan uang kripto sekitar US$19,3 juta atau setara Rp277 miliar lebih. Sementara itu, di dalam bursa, terdapat empat pelanggaran dan satu penipuan yang mengakibatkan kerugian sebesar US$2,9 juta atau sekitar Rp41 miliar lebih.


Sempat menurun dalam setengah dekade, kasus peretasan uang kripto kembali marak pada 2020. Namun, awal 2021, kasus ini justru naik. Secara total saat ini, terdapat 33 pelanggaran pada proyek blockchain di kuartal pertama tahun ini. Atlas VPN menyebut angka ini naik 154% dari tahun ke tahun.

blockchain
DApps menjadi target para peretas tahun ini.(foto pixabay B_A)


Jika dibandingkan dengan kasus peretasan pada 2019, tahun ini masih terbilang dua kali lebih sedikit.Tercatat pada kuartal tahun pertama di tahun tersebut, telah terjadi 62 pelanggaran blockchain.


"Karena sifatnya, proyek blockchain akan tetap menjadi target yang menguntungkan bagi penjahat dunia maya karena sistem transaksi penipuan tidak dapat dibatalkan, ini mungkin terjadi dalam sistem keuangan tradisional," jelas Ruth Cizynski, peneliti dan penulis keamanan siber di Atlas VPN.

uang kripto
Sistem blockchain yang tidak bisa membatalkan transaksi, membuat hacker mudah menipu para korbannya(foto pixabay WorldSpectrum)


Ia mengatakan, dengan mata uang kripto yang terus berkembang pesat, dapat dikatakan bahwa akan lebih banyak peretasan mengalir pada akhir tahun ini


Sementara itu, pada pasar Bitcoin, pada kuartal pertama 2020, uang kripto itu berada pada puncak harga tertinggi. Pada awal Mei tahun tersebut, Bitcoin mengalami peristiwa halving ketiga, sehingga memicu pasar bullish membawa harganya naik menjadi US$58.500 atau setara Rp842 juta lebih saat ini.(rzk)

#Teknologi #Finansial
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan