Top 10 Survivor of The Year

Pengusaha Tuli 'Survive' dengan Bisnis Masker Transparan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 24 Desember 2020
Pengusaha Tuli 'Survive' dengan Bisnis Masker Transparan
Jannah Sabrina. (Foto: Istimewa)

GERAK tangan Surya Sahetapy begitu atraktif. Ia mengepal, menelungkupkan tangan, serta merangkai beberapa gerakan menggunakan jari. Sementara tangannya lincah bergerak, air muka dan gestur tubuh ikut bermain, mengajak berkomukinasi.

Selebriti dan aktivis kaum tuli tersebut mencoba berkomunikasi dengan merahputih.com memaparkan betapa penting pemahaman bahasa isyarat bagi kaum difabel dan non difabel. Bahasa isyarat memang menjadi sarana kaum tuli saling berkomunikasi. "Kalau bisa berbicara itu bagus. Tapi tidak bisa berbicara juga tidak apa-apa," kata Surya dengan bahasa verbal saat diwawancarai eksklusif merahputih.com.

Baca juga:

Indonesia Amputee Football (INAF) Ubah Keterbatasan Jadi Kesuksesan

Tak semua gerakan punya makna baku universal. Setiap negara punya gaya bahasa isyarat masing-masing. Saking beragamnya, terkadang tak semua penyandang disablitas tuli mampu menggunakan bahasa isyarat. Namun, solusi lain penyandang tuli dalam berkomunikasi dengan membaca gerak bibir.

Masker transparan. (Foto: Istimewa)

Di tengah pandemi COVID-19, badan organisasi kesehatan dunia (WHO) mewajibkan setiap orang menggunakan masker sebagai syarat pemenuhan protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran virus. Penggunaan masker membuat bagian bibir tertutup sehingga kaum tuli sulit melihat gerak bibir lawan komunikasi.

Kondisi kesulitan membaca gerak bibir dialami Jannah Sabrina. Perempuan disabilitas tuli tersebut sering menerka-nerka lawan komunikasi tanpa bahasa isyarat. Maksud lawan komunikasi mengarah selatan, Jannah menyangka utara. Salah sambung.

Sehabis miss-komunikasi tersebut, setiba di rumah, Jannah menyaksikan di YouTube seorang pebisnis asal Amerika membuat masker inovatif. Masker plastik tersebut, menurutnya, sesuai dengan kebutuhan dirinya juga banyak kaum disablitas tuli lainnya. Ia pun mereduplikasi. Jannah memproduksi masker transparan.

Masker tersebut berbahan kain, namun di bagian tengahnya menggunakan bahan plastik. Mulut seseorang akan terlihat jelas saat menggunakan masker tersebut. Gerak bibir akan terbaca. Ia merasa kaum tuli membutuhkan masker transparan untuk berkomunikasi di tengah pandemi.

Baca juga:

Kisah Survive Bayu Fajri, Bos Sound System Banting Setir Jadi Penjual Sayur

Menggunakan masker biasa bagi kaum tuli tidak efektif. Saat berbicara masker harus dibuka-tutup agar gerak bibir yang membantu proses komunikasi terlihat jelas. "Dalam berkomunikasi (tuli) gerak bibir 50 persen sangat penting," ujar Jannah kepada merahputih.com, Rabu (23/12).

Bisnis masker Jannah di tengah pandemi cukup menjanjikan. Masker plastik menjadi salah satu caranya dan juga penyandang tuli lain bisa survive di masa pandemi.

Jannah saat memproduksi masker transparan. (Foto: Istimewa)

Pelanggannya tidak hanya teman tuli. Bahkan, perusahaan besar seperti telkomsel memborong produk masker Jannah. "Telkomsel waktu itu memesan 1000 masker," ujar ketua Gerakan Kesejahteraan untuk Tunarungu Indonesia (Gerkatin) itu.

Di tengah pandemi, banyak pihak berlomba menebar kebaikan. Telkomsel memesan masker buatan Jannah, kemudian dibagikan sebagai bentuk bantuan sosial kepada kaum tuli terimbas pandemi. Dari awal pandemi hingga saat ini, Jannah sudah berhasil menjual ribuan masker.

Namun, sekarang produksi masker harian Jannah mulai menurun. Bahan plastik pada masker transparan membuat bagian tengah masker berembun. Hal tersebut membuat penyandang tuli tidak nyaman. Lawan bicara mereka juga kesulitan karena gerak bibir jadi tertutup dengan embun.

Ia mulai mencari ide lain agar maskernya nyaman digunakan setiap orang. Untuk sekarang ini Jannah memproduksi masker biasa. Sembari memproduksi masker, ia juga menjalankan usaha kuliner.

Baca juga:

Melawan Arus, Lawless Survive dengan Unit Bisnis Baru di Tengah Pandemi

#Kesehatan #Fashion #Penyandang Disabilitas #Bisnis #Inspirasi #Desember Survive
Bagikan
Bagikan