Pengungsi Gempa Cianjur Terancam Penyakit Diare hingga ISPA

Mula AkmalMula Akmal - Rabu, 30 November 2022
Pengungsi Gempa Cianjur Terancam Penyakit Diare hingga ISPA
Pencarian korban gempa. (Foto: Antara))

MerahPutih.com- Upaya penanganan dampak gempa Cianjur terus dilakukan. Ribuan tenaga kesehatan pun turun langsung menangani warga yang jadi korban dan membutuhkan pertolongan.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menuturkan, 3.175 orang tenaga kesehatan telah disebar.

Baca Juga:

Korban Hilang Akibat Gempa dan Longsor di Cianjur Bertambah

Mereka ditempatkan di 194 titik pengungsian di delapan kecamatan pascagempa M5,6 Cianjur, Jawa Barat.

"Adapun delapan kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Mande, Cilaku, Cibeber, dan Cianjur," kata Abdul, Rabu (30/11).

Menurut Abdul, tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, perawat, ahli gizi, bidan, apoteker, tenaga surveilans, kesehatan lingkungan, terapis, psikolog dan beragam dokter spesialis mendukung pelayanan kesehatan warga terdampak.

"Aktivitas pelayanan kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan ini telah melakukan pengamatan dan pendataan untuk mencegah penyakit atau wabah serta penyerahan logistik kesehatan ke dinas terkait," jelas dia.

Disamping itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah melakukan Rapid Health Assessment (RHA), melakukan mobilisasi untuk memberikan pelayanan kesehatan di beberapa titik pengungsi.

Termasuk melakukan pendataan ketersediaan obat, kelompok rentan dan tren penyakit di titik pengungsian.

Untuk mengantar korban yang membutuhkan operasi atau penanganan di fasilitasi kesehatan, telah tersedia 16 ambulans.

"Nanti yang secara bergantian mengantar dan menjemput warga terdampak," ungkap Abdul Muhari.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Klaster Kesehatan Penanganan Gempabumi Kabupaten Cianjur tercatat lima kasus terbanyak yang ditemukan di pos kesehatan dan puskesmas adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gastritis, hipertensi, diare dan diabetes.

Baca Juga:

5 Korban Gempa Cianjur di Tenda Pengungsian Alami Gangguan Jiwa

Sebanyak 155 tempat tidur (TT) turut disiapkan Kabupaten Cianjur untuk menerima pasien pascaoperasi yang tersebar di RSUD Cimacan (50 TT), RSUD Pagelaran Cianjur Selatan (20 TT), RSU dr. Hafiz (20 TT), RS Bhayangkara (11 TT), BBKP Ciloto Kampus Cimacan (50 TT) dan Rumah Singgah GKI (5 TT).

Petugas kesehatan yang tergabung dalam tim sanitarian turut melaksanakan pengambilan dan pemeriksanaan kualitas air di 20 titik pengungsian.

Selain itu, pemantauan jentik dan pengasapan (fogging) turut dilakukan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.

Sementara itu, guna mendukung pelayanan gizi di lokasi pengungsian, telah dibuka dapur Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di dua lokasi, yaitu Kecamatan Cugenang dan Warungkondang.

Pelayanan kesehatan secara intensif juga diberikan kepada kelompok ibu hamil dan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Imbauan dan edukasi terkait promosi Kesehatan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) juga terus dilakukan oleh relawan kesehatan di tiap titik pengungsian.

Teranyar, tim gabungan pencarian dan penyelamatan gempa bumi Cianjur berhasil menemukan empat jenazah di lokasi pencarian pada Selasa (29/11). Penemuan tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 327 orang.

Sementara itu, korban hilang pasca gempa bumi M5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 13 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya laporan baru orang hilang dari kepala desa sebanyak delapan orang. (*)

Baca Juga:

Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah Jadi 327 Orang

#Gempa #Cianjur
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Bagikan