kesehatan
Pengobatan Autoimun Vitiligo yang Aman untuk Anak-Anak
SISTEM kekebalan tubuh normalnya menghasilkan antibodi berupa protein yang bereaksi terhadap bakteri, virus, dan racun. Vitiligo merupakan suatu kelainan kulit akibat kurangnya pigmen melanin dalam tubuh, sehingga kulit menjadi lebih terang atau pucat. Pigmen adalah zat warna tubuh yang bertugas memberi warna untuk kulit, mata, dan rambut. Warna kulit manusia dipengaruhi oleh pigmen bernama melanin.
"Pada kondisi vitiligo, sel-sel pembentuk melanin berhenti berfungsi atau mati. Terjadinya vitiligo disebabkan oleh matinya sel melanosit yang bertugas memproduksi warna pada kulit. "Penyebab matinya sel tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik atau keturunan, penyakit autoimun, dan faktor eksternal seperti terbakar sinar matahari, atau bahan kimia," urai dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis kulit dan kelamin (Dermato-venerologi) Klinik Pramudia.
Baca juga:
Vitiligo dapat terjadi pada segala usia. Namun sebagian besar penderita mengalaminya sebelum usia 20 tahun. Kemunculan vitiligo ditandai dengan hilangnya warna kulit alami dan munculnya bercak-bercak berwarna putih seperti kapur pada sebagian kulit atau salah satu sisi tubuh. Selain kulit, vitiligo juga dapat menyerang rambut, area sekitar mata dan mulut.
"Orang yang mengalami vitiligo umumnya masih memiliki warna kulit alami. Ketika sel-sel pembentuk melanin berhenti berfungsi, saat itulah bercak-bercak putih pada kulit muncul. Penderita terlihat memiliki dua warna kulit, yang lebih gelap yaitu warna kulit asal, dan putih pucat akibat vitiligo. Terapi vitiligo ada berbagai cara. Namun terapi tersebut tidak seluruhnya aman dan efektif," ujar Amelia.
Selain itu ada terapi penunjang berupa kosmetik penyamar dan tabir surya yang berfungsi sebagai penyamar dan mencegah kulit terbakar serta fenomena Köbner. Pemberian terapi disesuaikan dengan lokasi, luas dan derajat keparahan penyakit. Tidak semua terapi vitiligo untuk pasien dewasa dapat dianjurkan untuk mengobati pasien anak-anak. Berikut terapi untuk vitiligo pada anak-anak:
1. Kosmetik penyamar
Makula depigmentasi yang terdapat terutama di wajah, leher, atau tangan dapat disamarkan dengan pemakaian kosmetik. Amelia menyebutkan aplikasi kosmetik penyamar dapat memperbaiki kualitas hidup. "Kosmetik penyamar juga dapat digunakan sebagai pelengkap selama menjalani terapi lain atau sebagai alternatif jika terapi konvensional tidak efektif," sarannya.
2. Kortikosteroid topikal
Penggunaan kortikosteroid topikal pada anak relatif aman dan menguntungkan. Obat tersebut bersifat anti inflamasi dan menekan sistem imun sehingga dapat memicu repigmentasi. "Kortikosteroid topikal diberikan pada vitiligo dengan area yang terbatas dan sering digunakan sebagai terapi lini pertama pada anak maupun dewasa," jelas Amelia.
Lesi di wajah memberikan respon yang paling baik terhadap terapi kortikosteroid topical. Lesi di leher dan ekstremitas (kecuali jari tangan dan jari kaki) juga memberikan respon yang cukup baik.
Penggunaan kortikosteroid potensi tinggi dapat menyebabkan repigmentasi sedang sampai baik pada pasien dewasa, sedangkan pada anak-anak repigmentasi dapat mencapai 50% atau lebih. Kortikosteroid juga dapat menimbulkan efek samping lokal misalnya stria, atrofi, teleangiektasis.
Baca juga:
Guna mengurangi efek samping tersebut, pada anak-anak, dapat menggunakan kortikosteroid yang non-fluorinated dengan potensi sedang namun tetap memberikan efikasi yang sama terhadap keberhasilan terapi.
3. Imunomodulator topikal
Hartmann melaporkan repigmentasi yang baik dan sedang pada kasus vitiligo pratibial yang luas pada anak setelah diterapi dengan salep tacrolimus 0,1% dan krim pimecrolimus 1% secara oklusi selama 6 bulan. Krim pimecrolimus 1% yang digunakan vitiligo periokular dan genital memberikan hasil yang memuaskan.
"Secara keseluruhan, 40-90% pasien anak menunjukkan respons pada terapi imunomodulator topikal. Efek samping imunomodulator topikal berupa sensasi terbakar atau rasa tersengat yang ringan,"ungkapnya.
Imunomudulator topikal secara umum lebih aman digunakan oleh pasien anak daripada steroid topikal. Pada penggunaan yang dikombinasi dengan terapi ultraviolet B atau laser excimer, menunjukkan efektifitas yang lebih baik.
4. Calcipotriol topikal
Kombinasi calcipotriol topikal dengan kortikosteroid topikal menghasilkan repigmentasi yang lebih cepat dengan pigmentasi yang stabil. Calcipotriol topikal juga dapat dikombinasikan dengan fototerapi NB-UVB atau laser excimer 308 nm. Efek samping pemakaian krim calcipotriol berupa hiperpigmentasi dan iritasi di daerah sekitar lesi. (Avia)
Baca juga: