Merahputih.com - Komisi V DPR berharap Kementerian Perhubungan melakukan pengetatan pengawasan terhadap transportasi udara agar tidak mengakibatkan hal yang fatal.
Hal itu terkait dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang perlu dilakukan evaluasi. Karena menurutnya, dalam lima tahun ini ada lima kejadian kecelakaan pesawat.
"Hal itu apakah disebabkan cuaca buruk, apakah karena faktor manusianya (human error) atau karena trouble pada mesin pesawat bersangkutan," ujar Wakil Ketua Komisi V DPR, Syarif Abdullah Alkadrie di Aula Bandara Supadio Pontianak, Senin (11/1).
Baca Juga:
Jokowi Minta Pencarian Sriwijaya Air SJY-182 Dilakukan Maksimal
Kemenhub sebagai pemegang regulasi, diharapkan lebih waspada, mengontrol, dan memperketat pengawasan terhadap transportasi udara tersebut.
Sehingga, hal-hal yang menjadi suatu kewajiban tidak ada satupun yang didispensasi.
Sementara, Terkait kejadian kecelakaan ini nantinya Komisi V DPR akan menanyakan kepada pihak-pihak berwenang, para ahli dan pakar berkaitan dengan armada udara.
"Setelah itu akan dibahas dalam rapat," tandas Syarif Abdullah.

Dari hasil rapat tersebut, Komisi V DPR RI akan mengambil kesimpulan, setelah tim investigasi rampung bekerja lau akan memberikan rekomendasi kepada semua stakeholder.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Baca Juga:
Menhub Beberkan Kronologi Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, sebagaimana dikutip Antara, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (*)