MerahPutih.com - Tersangka penista agama Muhammad Kosman alias Mohammad Kece diduga menjadi korban penganiayaan Irjen Napoleon Bonaparte dan sejumlah tahanan lain. Ironisnya, ia jadi korban justru di dalam tahanan Bareskrim.
Pengamat kepolisian Gardi Gazarin menilai, aksi kriminal di ruang tahanan Bareskrim terkesan tak pantas.
“Selain menjadi horor, memalukan, juga karena kelalaian penjaga rutan setempat yang gagal menjaga situasi sejak dini,” kata Gardi Gazarin kepada wartawan, Selasa (21/9).
Baca Juga:
Mantan Anggota FPI Diduga Terlibat Penganiayaan Muhammad Kece
Mengingat M Kece adalah tersangka kasus menonjol, kata Gardi Gazarin, wajar pasca-penangkapan seharusnya mendapat pengamanan cukup.
“Termasuk tatkala Kece masuk, dijebloskan ke Rutan Mabes Polri yang dijaga super ketat jangan terabaikan sampai proses akhir vonis persidangan nanti," jelas Gardi.
Gardi menganggap, tragedi kriminal yang dilakukan menimbulkan emosi jenderal Polri di lokasi kejadian adalah insiden kekerasan langka.
Apapagi, peristiwanya terjadi dalam rutan markas utama aparat penegak hukum berseragam cokelat.
"Ironis, keamanan di kawasan tahanan khusus Mabes Polri kok rapuh," sebut Gardi.

Gardi yakin, ada indikasi adanya pelanggaran HAM dalam peristiwa ini.
"Silakan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Kompolnas serius merespons kasus tersebut secara profesional,” kata Gardi Gazarin.
Gardi juga mendesak agar mekanisme pengamanan di dalam rutan segera dibenahi. Hal ini agar peristiwa serupa tak terulang di kemudian hari.
Baca Juga:
Napoleon Bonaparte Diperiksa dalam Kasus Dugaan Penganiayaan Muhammad Kece
Sebelumnya, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Agus Andrianto telah mengungkapkan pelaku penganiayaan M Kece di rutan adalah Irjen Napoleon Bonaparte.
Pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini.
Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi juga mengungkapkan, sudah ada tiga orang diperiksa dalam kasus tersebut. (Knu)
Baca Juga:
Cara Irjen Napoleon dengan Mudah Masuk ke Ruang Tahanan Muhammad Kece