MerahPutih.com - Endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpengaruh banyak pada elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Gerindra, Prabowo Subianto. Terlebih elektabilitas Prabowo terkerek tinggi didorong dari jabatannya saat ini sebagai Menteri Pertahanan.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada periode 29 April hingga 1 Mei 2023 elektabilitas Prabowo Subianto meraih angka 24,5 persen.
Baca Juga:
Gerindra Benarkan Prabowo Temui Jokowi di Istana Bogor
"Variabel nya tentu saja karena pak Prabowo punya panggung sebagai menteri pertahanan, yang kedua juga bisa faktor variabel endorse-nya pak Jokowi juga cukup signifikan pengaruhnya terhadap pak Prabowo," ujar Analis Politik Sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago saat dihubungi, Kamis (24/5).
Selain itu, kata Pangi, ada hal lain yang membuat elektabilitas pesaing tidak bisa mengungguli Prabowo, disebabkan faktor blunder yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ambil contoh, pernyataan Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu yang ikut menolak Timnas Israel berlaga dalam ajang Piala Dunia U-20. Keputusan Ganjar pun menjadi perbincangan seantero Indonesia.
"Blunder blunder yang dilakukan oleh mas Ganjar itu juga mungkin pengaruh ada sentimen yang sensitif yang kurang bagus terhadap mas Ganjar itu juga akan menurunkan Ganjar," ujar Pangi.
Baca Juga:
Prabowo Unggul Survei Litbang Kompas, Gerindra Seret Nama Jokowi
Lalu dengan Anies, ucap Pangi, dirinya melihat mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak terlalu geliat politiknya atau aktivitas politiknya di panggung depan.
"Kurang bahkan beliau (Anies) lebih banyak ke dalam misalnya pergi ke daerah-daerah sendiri tidak di publish media," paparnya.
Kendati demikian, Pangi menilai bahwa pertarungan ketiga bacapres itu antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan semakin kompetitif menjelang pendaftaran Capres pada Oktober mendatang. Hal itu dapat dilihat dari belum ada kandidat yang mencapai angka 60 persen dalam survei politik.
"Jadi sebetulnya masih belum bisa dipastikan pemenangnya karena masih belum berada diangka atau tidak ada capres satu pun yang melewati angka psikologis 60 persen, bahkan 30 persen saja belum tercapai," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Hasil Survei: Prabowo Paling Layak Gantikan Jokowi ketimbang Ganjar