MerahPutih.com - Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengingatkan pemerintah dan pemangku kebijakan yang ada untuk lebih meningkatkan kualitas penanganan COVID-19.
Ia khawatir ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan gejolak pandemi COVID-19 serta penangannya untuk melancarkan aksi-aksi yang bertujuan untuk mereduksi.
Baca Juga
Update COVID-19 Selasa (16/2): Kasus Positif Bertambah 10.029
“Daya tampung rumah sakit, ketahanan ekonomi di sektor informal karena terganggu dengan pembatasan, industri pangan dan peredaran hoaks menjadi kerawanan tersendiri di dalam penanganan COVID-19,” kata Stanislaus dalam diskusi oleh dengan tema “Quo Vadis Penanganan Pandemi Covid 19?” yang digelar oleh Indonesian Public Institute (IPI), Selasa (16/2).
Pihak separtis ini tidak melulu dari kelompok oposisi saja, melainkan dari kelompok teroris dan radikalis yang memanfaatkan situasi tidak stabil di Indonesia.
Ditambah lagi, saat ini nyaris seluruh kekuatan pertahanan di Indonesia sedang memfokuskan diri dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19, yakni TNI dan Polri.
Fakta yang ada, kelompok teroris memanfaatkan masa pandemi COVID-19 untuk melancarkan aksi, ini kelompok MIT JAD dan JI.
"Kemudian ada kelompok separatis di Papua OPM meningkat juga dalam melakukan agresi serangan ke TNI dan Polri,” jelasnya.

Oleh karena itu, alumni S2 Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia tersebut memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar ancaman-ancaman yang bisa muncul di tengah situasi saat ini bisa diminimalisir.
“Pastikan komunikasi pemerintah dengan publik berjalan dengan baik dan satu komando” tutur Stanislaus.
Jika ini tidak dilakukan, dampak buruk bisa saja terjadi dan membuat upaya keras pemerintah dan semua komponen tidak mencapai target yang baik.
“Jika intervensi tidak berhasil, maka covid akan meluas, kriminalitas akan naik serta akan ada gerakan oposisi melawan pemerintah yang dianggap gagal,” tandasnya. (Knu)
Baca Juga
Wapres Perintahkan Kapolri Kawal Vaksinasi COVID-19 Sampai Tuntas