Pengamat: Cenderung Salahkan Partai Lain, PSI Merasa Paling Benar

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 14 Maret 2019
Pengamat: Cenderung Salahkan Partai Lain, PSI Merasa Paling Benar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie. (MP/Rizki Fitrianto)

Merahputih.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin menilai PSI Cemburu kepada PDI Perjuangan yang selalu disebut menang di pemilu 2019. Hal itu bertolak belakang dengan PSI yang berdasarkan survei berbagai lembaga, terancam tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

"PSI memang cenderung menyalahkan partai lain, termasuk menyalahkan PDIP seolah-oleh PSI yang paling benar," ujar Ujang di Jakarta, Rabu (13/3).

Ujang menilai tidak etis dan elok apabila PSI menyalahkan partai lain dan diduga strategi PSI menyalahkan PDIP merupakan bagian dari upaya mendongkrak popularitas dan elektabilitas suara di Pemilu 2019.

Menurut dia, meskipun kedua partai itu berada dalam koalisi pemenangan Jokowi-Ma'ruf, namun keduanya tidak bersatu untuk kepentingan Pemilu Legislatif (Pileg) karena masing-masing mengamankan suara partai.

"Mereka satu 'perahu' di Pilpres namun tidak di Pileg karena harus berjuang masing-masing mengamankan suaranya," katanya.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie. Merahputih.com/Rizki Fitrianto.

Ujang menyebut sikap PSI yang menyerang PDIP berpotensi merusak soliditas koalisi Jokowi-Ma'ruf sehingga harus ditertibkan karena harus menjaga etika koalisi.

Menurut dia, antar-partai koalisi harus bisa saling menjaga dan menghormati serta tidak saling menyalahkan.

Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie di Medan, Senin (11/3) menyebut partai yang dipimpinnya berbeda dengan partai nasionalis lain yang menurutnya lebih banyak diam terkait dengan kasus-kasus intoleransi dan diskriminasi belakangan ini.

Grace dalam pidatonya menyatakan hanya PSI yang peduli ketika 13 Januari lalu terjadi persekusi atas jemaat GBI Philadelpia yang sedang beribadah di Labuhan Medan. Juga ketika nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik ditolak massa. (*)

#PSI
Bagikan
Bagikan