TIAP-TIAP generasi tampak berbeda karena suatu generasi dianggap memiliki keyakinan, nilai, dan sikap yang berbeda yang dibentuk oleh peristiwa budaya pada saat mereka dibesarkan.
Misalnya, Gen Z yang lahir antara 1997 dan 2012, merupakan generasi pertama yang dibesarkan dengan akses ke ponsel pintar, internet seluler, media sosial, dan diasumsikan secara luas bahwa teknologi ini membentuk kehidupan sosial yang membuat mereka berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
"Salah satu hipotesisnya adalah bahwa Gen Z mungkin lebih berhati-hati dan pemalu secara sosial daripada generasi sebelumnya, karena mereka lebih sering berinteraksi dengan orang lain secara daring," ujar Professor for Research Methods in Psychology Sebastian Ocklenburg, PhD dari Department of Psychology di MSH Medical School Hamburg, Jerman.
Namun, gagasan ini belum diuji secara sistematis dalam ilmu psikologi. Sejauh mana generalisasi itu benar?
Baca juga:
4 Faktor Utama yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Generasi Milenial

Sebuah studi baru membandingkan rasa malu pada Milenial dan Generasi Z dalam publikasi ilmiah baru berjudul iGen or shyGen? Generational Differences in Shyness.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal bergengsi Psychological Science ini fokus pada perbandingan rasa malu pada Gen Z dan Milenial yang lahir antara 1981 dan 1996.
Dalam studi yang pertama kali ditulis oleh ilmuwan Louis A. Schmidt dari Departemen Psikologi Universitas McMaster di Hamilton, Kanada, rasa malu diselidiki pada kelompok mahasiswa yang berbeda dengan menggunakan kuesioner.
Data juga diambil dari penelitian sebelumnya yang berlangsung selama 20 tahun, antara 1999 dan 2020. Secara total, penelitian tersebut menganalisis data dari 806 siswa yang berusia antara 17 dan 25 tahun.
Tiga kelompok sarjana dibandingkan yaitu 266 orang Milenial, 263 orang Gen Z yang diuji sebelum pandemi COVID-19, dan 277 orang Gen Z yang diuji selama pandemi COVID-19. Semua mahasiswa ini mengisi kuesioner rasa malu yang sama.
Baca juga:

Kesenjangan generasi dalam rasa malu
Ilmuwan menemukan hasil yang mencolok: Tingkat rasa malu menjadi jauh lebih tinggi dari waktu ke waktu. Generasi Z sebelum pandemi menunjukkan sifat pemalu yang lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial dan rasa malu tertinggi ditunjukkan oleh Generasi Z pada masa pandemi.
Ini adalah bukti bagus yang mendukung gagasan bahwa anggota Generasi Z memang lebih pemalu daripada Milenial. Efek ini hanya diperkuat oleh pandemi COVID-19, kemungkinan besar karena kebijakan pembatasan sosial mengurangi peluang interaksi.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa tumbuh dengan ponsel pintar dan media sosial selama masa kanak-kanak dan remaja dapat menyebabkan peningkatan rasa malu karena Generasi Z mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial.
"Kondisi tersebut dapat menyebabkan kecemasan dan rasa malu sosial yang lebih besar," tulis Schmidt dalam artikelnya di Psychology Today, Sabtu (13/5).
Selain itu, para ilmuwan menyarankan peningkatan perbandingan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis karena penggunaan media sosial mungkin juga menyebabkan kepekaan yang lebih besar untuk dinilai oleh orang lain, juga mengakibatkan rasa malu yang lebih besar. (aru)
Baca juga: