Peneliti Unpad Bikin Plastik Mudah Terurai dari Limbah Cangkang Udang Universitas Padjadjaran membuat plastik pembungkus makanan ramah lingkungan. (Unsplash/Merakist()

TIM peneliti gabungan Universitas Padjadjaran membuat plastik pembungkus makanan ramah lingkungan (bio-packaging) yang terbuat dari limbah cangkang udang dan rumput laut. Plastik ini bersifat biodegradable atau mudah terurai secara alami.

Riset ini dilakukan oleh Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Dr. Emma Rochima, M.Si. menjelaskan penelitian ini bermula dari kekhawatiran akan menumpuknya sampah plastik yang mayoritas berasal dari sampah pembungkus makanan. Sebagian besar plastik tidak mudah diurai secara hayati.

Baca Juga:

Dampak Besar Air Tercemar

plastik
Peneliti Unpad Emma Rochima menunjukkan plastik dari limbah udang. (Humas Unpad)

“Kita mencari alternatif bioplastik, yaitu plastik yang berbahan dasar dari bahan biologis,” ungkap Emma saat diwawancarai di Laboratorium Finder U-CoE Unpad, Jatinangor Selasa (26/9).

Salah satu penelitian plastik biodegradable yang dibuat, yaitu sebagai pembungkus cokelat batangan. Penelitian ini memperoleh hibah Kedaireka-Matching Fund tahun 2023. Diketuai oleh Emma, tim beranggotakan Prof. Dr. Camellia Panatarani, M.Si (Unpad) dan Prof. Danar Praseptiangga, M.Sc, Ph.D (UNS).

Dalam penelitian tersebut, plastik yang dihasilkan dari limbah cangkang udang yang diekstrasi hingga diperoleh kitosan. Emma menjelaskan, kitosan bersifat polikationik sehingga dapat digunakan sebagai pelindung makanan. Kitosan juga dapat berfungsi sebagai antibakteri yang dapat mencegah makanan mudah rusak oleh bakteri.

Sementara itu, rumput laut Kappaphycus alvarezii diolah untuk memperoleh karaginan. Karaginan berfungsi sebagai matriks penyusun atau polimer.

Selain melindungi cokelat, plastik biodegradable ini diyakini tidak mengubah rasa, bau, dan warna makanan yang dibungkusnya.

Plastik ini juga menggunakan nanoteknologi dengan silica dan zinc untuk meningkatkan kualitas plastik sehingga uap air dan mikroba tidak mudah masuk, serta meningkatkan transparansi plastik.

Dalam aplikasinya, plastik ini berfungsi sebagai pembungkus yang langsung menempel pada cokelat, sebelum kemudian dibungkus lagi menggunakan cardboard box.

Produk ini pun terus dilakukan uji coba untuk meningkatkan kualitas kemasan, termasuk daya tahan dan waktu simpan makanan yang dibungkus. Jika plastik ini dibuang ke tanah, diketahui bahwa plastik ini akan hilang dalam waktu 28 hari.

Baca Juga:

Manfaat Ruang Terbuka Hijau untuk Kesehatan Sekaligus Pencegahan Polusi Udara

rumput
Rumput laut diolah untuk memperoleh karaginan. (Pexels/Lachlan Ross)

“Kita uji selain untuk daya tahan, daya simpan, juga pengaruhnya pada kualitas cokelatnya,” ungkap Emma.

Penelitian ini berawal dari aktivitas riset di Pusat Kolaborasi Riset Biomaterial Kelautan yang menjadi hub peneliti biomaterial kelautan dari berbagai perguruan tinggi dan BRIN dengan industri.

Dalam produksi plastik ini, Emma dan tim menggunakan limbah dari biomaterial laut sebagai upaya untuk mengurangi sampah dari hasil perikanan. Selain itu, penelitian ini juga sebagai upaya memberi nilai tambah dari biomaterial laut.

“Tentu memberi nilai tambah bagi limbah, sekaligus juga meningkatkan potensi lokal,” ujar Emma.

Penelitian mengenai nilai tambah biomaterial laut melalui pemanfaatan kitosan ini pun telah menjadi penghubung berbagai kolaborasi penelitian dengan sejumlah peneliti lain. Baik dari internal Unpad maupun dengan peneliti dari perguruan tinggi lain.

Plastik yang dihasilkan pun disesuaikan dengan permintaan dari stakeholders. Seperti tingkat elastisitas, ukuran, ketebalan, dan sebagainya. Selain plastik ini sebagai biopackaging, penelitian dibuat untuk berbagai produk, salah satunya bionanokompositfilm untuk memperpanjang daya simpan buah-buahan.

Selain cangkang udang dan rumput laut, bahan yang dapat Emma gunakan untuk membuat plastik ini adalah cangkang rajungan (sebagai sumber kitosan), pati singkong, dan limbah kulit ikan.

“Kita punya kolaborasi, kita terus tingkatkan produk. Harapannya tentu meningkatkan nilai tambah bagi produk perikanan juga meningkatkan potensi lokal,” ujar Emma. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Lebih Rentan, Lansia Mudah Alami Berbagai Penyakit Akibat Polusi Udara

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Unggah Foto Keanu Reeves dan Norman Reedus, Hideo Kojima Bikin Fan Heboh 
Fun
Universal Studios Bakal Buka Super Nintendo World di AS
Travel
Universal Studios Bakal Buka Super Nintendo World di AS

Hanya akan sediakan satu wahana pertama.

Aerobik Bisa Kurangi Risiko Pneumonia
Fun
Aerobik Bisa Kurangi Risiko Pneumonia

Lakukan aerobik agar tidak terkena pneumonia.

‘Insidious: The Red Door’ Geser ‘Indiana Jones’ dari Puncak Box Office AS
ShowBiz
‘Insidious: The Red Door’ Geser ‘Indiana Jones’ dari Puncak Box Office AS

Insidious berhasil menakut-nakuti Indiana Jones dari puncak box office.

Kolaborasi Brompton x CHPT3 Rilis Sepeda Edisi Ke-4 nan Ikonik
Fun
Bintangi 'Marry My Husband', Park Min-young Turunkan Berat Badan hingga 37 Kg
ShowBiz
Bintangi 'Marry My Husband', Park Min-young Turunkan Berat Badan hingga 37 Kg

Totalitas Park Min-young mendalami peran di Marry My Husband.

Adaptasi Jurus Tiga Pedang Zoro, Tantangan Besar One Piece Live-Action
ShowBiz
Adaptasi Jurus Tiga Pedang Zoro, Tantangan Besar One Piece Live-Action

Masalah utamanya adalah menguraikan apa yang terjadi di antara panel-panel manga, terutama pada pertempuran yang intens.

Basmi Stres di Kantor dengan Cara Berikut Ini
Fun
Basmi Stres di Kantor dengan Cara Berikut Ini

Cara mengatasi stres saat di kantor.

Bug di Youtube Memungkinkan Pengguna Unggah Konten Eksplisit
Fun
Bug di Youtube Memungkinkan Pengguna Unggah Konten Eksplisit

Ada celah yang dapat dimasuki konten eksplisit.