Penambahan Kasus COVID-19 Harian Turun, Kini Capai 34 Ribuan Per Hari

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 21 Februari 2022
Penambahan Kasus COVID-19 Harian Turun, Kini Capai 34 Ribuan Per Hari
Tenaga medis, relawan dan pasien COVID-19 mengikuti kegiatan senam pagi di Rumah Singgah Karantina COVID-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (26/5/2020). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

MerahPutih.com - Penambahan kasus COVID-19 kembali menunjukkan kabar menggembirakan. Yakni ada penurunan jumlah kasus COVID-19 dari sebelumnya di kisaran 60-an ribu dan 40-an ribu per hari.

Terkini, jumlah kasus COVID-19 bertambah 34.418 kasus pada Senin (21/2), sehingga total menjadi 5.231.923.

Lalu, kasus sembuh tambah 39.929 jadi 4.554.711. Kemudian, kasus meninggal tambah 176, total kasus meninggal jadi 146.541.

Baca Juga:

13 Provinsi Alami Kenaikan COVID-19 Lampaui Puncak Delta

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, puncak kasus COVID-19 harian pada gelombang Omicron kini sudah melampaui puncak Delta tahun lalu. Khususnya, di 13 provinsi se-Indonesia.

Kabar baiknya, kini sudah ada 5 provinsi yang menunjukkan tren penurunan kasus yaitu DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Lainnya sedang ada di puncak atau dalam jalan mencapai puncak," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring, Senin (21/2).

Menkes Budi mengatakan, saat ini tren peningkatan kasus COVID-19 mulai bergeser ke area di luar pulau Jawa-Bali.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, Indonesia tidak perlu latah untuk memberlakukan kebijakan transisi dari pandemi ke endemi sebagaimana dilakukan negara lain.

Menurut Luhut, meski pemerintah selalu belajar dari banyak negara untuk memahami, menganalisis, hingga menentukan langkah dan model terbaik dalam melihat perkembangan situasi pandemi, namun transisi akan dilakukan berdasarkan data dan prinsip kehati-hatian.

Meskipun beberapa negara lain sudah mulai memberlakukan kebijakan pelonggaran untuk transisi ke endemi seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura.

"Namun kita tidaklah perlu latah ikut-ikutan seperti negara tersebut," kata Luhut.

Baca Juga:

Ratu Elizabeth Positif COVID-19

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menegaskan, Indonesia akan melakukan transisi dari pandemi menjadi endemi secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian.

"Tadi malam panjang lebar diskusi ini dengan para pakar, epidemiolog maupun (pakar) kesehatan hingga kita sampai pada kesimpulan ini. Dan kami akan terus melakukan evaluasi status endemi ke depan," kata Menko Luhut.

Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali itu mengungkapkan, pemerintah menggunakan pra-kondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan indikator seperti tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi; tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, serta kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveilans (pengawasan) aktif.

"Selain itu pra-kondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten," imbuhnya.

Luhut menyampaikan usulan konsep, kriteria, dan indikator pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya.

Ia menjelaskan, ada sejumlah hal utama yang akan terus dilakukan pemerintah untuk mencapai cita-cita melakukan transisi dari pandemi ke endemi yaitu menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia.

Pemerintah, lanjut Menko Luhut, juga terus mendorong dan meminta bantuan pemerintah daerah beserta jajarannya untuk terus aktif menyosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

"Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah divaksinasi lengkap dengan rentang waktu enam bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan," pesannya. (Knu)

Baca Juga:

Tembus Rekor, Kasus Aktif COVID-19 di Solo Capai 3.000 Orang

#COVID-19 #Kasus COVID-19
Bagikan
Bagikan