MerahPutih.com - BMKG sudah memprediksi potensi hujan yang bisa terjadi hingga 15 Oktober mendatang. Seluruh pegawai di Kota Tangerang diperintahkan turun lapangan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesiapansiagaan antisipasi potensi dampak kondisi cuaca khususnya banjir.
"Sejauh ini koordinasi dan tanggung jawab sudah dilakukan dengan baik, dan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan," kata Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (10/10).
Baca Juga:
Banjir dan Tanah Longsor Kepung Trenggalek Jawa Timur
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menginstruksikan selain membantu masyarakat melalui sosialisasi, juga membantu penanganan korban yang ditimbulkan seperti pembentukan dapur umum dan penyaluran bantuan.
Ia meminta agar jajaran Pemkot Tangerang dapat bersiaga dalam mengantisipasi potensi dampak yang dapat terjadi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Perubahan cuaca bisa terjadi sewaktu waktu, dan harus diantisipasi. Apakah itu bentuknya genangan, banjir ataupun yang lainnya," ujarnya dikutip Antara.
Sachrudin menambahkan, antisipasi dan penanggulangan terhadap dampak cuaca harus dilakukan secara bersama sama dan bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas teknis semata.
"Jadi bukan cuma BPBD atau Dinas PUPR saja, semua punya tanggung jawab kepada masyarakat. Lakukan yang sesuai dengan bidangnya agar pelayanan kepada masyarakat tetap optimal," ujarnya.
BMKG meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem, antara lain dengan memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Lalu, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Serta menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
Pemda juga kebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi. (Knu)
Baca Juga:
Hujan Sedang dan Lebat Landa Berbagai Wilayah Sampai 15 Oktober