MerahPutih.com - Sebanyak 330 sekolah dari semua jenjang pendidikan di Bandung melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Rabu (8/9). Kapasitas sekolah dibatasi dan digabungkan dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau daring.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan, siswa yang diizinkan mengikuti PTM diatur secara terbatas 20-50 persen dari kapasitas kelas. Semua saling bergiliran tergantung kebijakan sekolah masing-masing. Sarana-prasarana atau fasilitas daya dukung kesehatan dalam rangka PTM di masa pandemi pun telah dipenuhi.
Baca Juga:
Keputusan PTM Diserahkan Pada Kebijakan Pemda
"Rata-rata 30-40 persen dari ruang kapasitas kelas yang dipergunakan. Kemudian dalam waktu yang bersamaan yang masih melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh) juga terakomodasi secara maksimal. Rata-rata (di PGII) ada 16 orang 1 kelas dari 32 orang, sisanya melalui daring," ucap Ema.
Ema mengakui, masih ada orang tua dari peserta didik yang belum mengizinkan untuk PTM. Namun ia berpesan kepada sekolah, hak peserta didik tersebut harus dipenuhi 100 persen, sehingga kualitas pembelajaran harus sama.
"Berbicara substansi dan kualitas mata pelajaran yang diserahkan itu harus sama. Mereka besoknya bergiliran (mengikuti PTM), kecuali yang orang tuanya belum setuju, itu juga menjadi hak mereka. Kita hargai karena tidak ada unsur pemaksaan," katanya.
Pada pelaksanaan PTM ini, Ema menyampaikan, sekolah bersama Satgas harus mengevaluasinya. Bahkan Dinas Pendidikan harus setiap hari memantau pelaksanaan PTM. Hal itu agar komitmen dan disiplin protokol kesehatan tetap terjaga.

"Kalau ada pelanggaran, pertama kita beri peringatan. Kalau membandel pelanggaran kedua atau ketiga kita eksekusi dengan kebijakan bisa tutup lagi (pelaksanaan PTM-nya) kembali ke PJJ," tegasnya.
Untuk sekolah yang belum melaksanakan PTM, Ema masih menunggu hasil dari tim verifikator yang saat ini masih memverifikasi 1.692 sekolah lainnya.
"Saya punya keyakinan (sekolah yang melaksanakan PTM) pasti bertambah. Dalam waktu yang bersamaan sebetulnya satgas yang lain, kemudian Satgas di kecamatan itu bergerak. Bahkan kemarin kami sudah sepakat bahwa nanti semua SKPD ini komandannya Pak Kadisdik yang mengoordinasikan," katanya.
Para Pendidik dan Tenaga Kependidikan diwanti-wanti agar dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, seperti mematuhi protokol kesehatan. Sebagai contoh, jangan sampai guru bergerombol atau berkerumun tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Satgas juga harus mobile setiap sudut melakukan pengecekan," pesannya
Kepala SMP PGII Kota Bandung, Irwan Andriawan mengatakan, siswa yang mengikuti PTM di kelas berjumlah sekitar 30 persen dari kapasitas. Meski sudah dizinkan sampai 50 persen, tetapi pihaknya akan melakukan secara bertahap dan 93 persen orang tua siswa telah menyetujui dan mendukung PTM.
"Artinya orang tua antusias mendukung pelaksanaan PTM. Kita lakukan 2 jam untuk proses pembelajaran. Jadwal siswa yang masuk dan pulang juga berbeda," katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Turun level 3, Pemda DIY Belum akan Selenggarakan PTM