MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang melansir sebanyak 12 kecamatan menjadi wilayah yang mengalami kekurangan air bersih dan kondisi itu terus meluas.
Dari 12 wilayah kecamatan yang sudah mengalami krisis air bersih, dalam satu desa yang terdampak bisa mencapai 200 Kepala Keluarga (KK). Sehingga, jika ditotal secara keseluruhan warga yang terdampak di 12 kecamatan itu mencapai 2.000 sampai 3.000 KK.
Baca Juga:
5.543 Jiwa Terdampak Kekeringan di Desa Jaya Bakti Banggai
Sedangkan untuk wilayah yang saat ini menjadi perhatian lebih dalam kekurangan air bersih adalah di Kecamatan Tigaraksa, Curug, Legok, Kronjo, dan Pakuhaji.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten, memperpanjang masa status darurat bencana kekeringan seiring kondisi krisis air bersih di daerah itu terus meluas.
"Tapi, nunggu surat dari Pj Bupati Tangerang dulu untuk bisa diperpanjang itu," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat.
Ia mengungkapkan perpanjangan status ini berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi serta penanganan kekeringan dengan mengamati beberapa elemen indikator, diantaranya peningkatan jumlah jiwa serta luas lahan pertanian terdampak bencana.
Selain itu dalam hal kedaruratan ini juga dilihat dari hasil peningkatan pendistribusian air bersih kepada masyarakat terdampak bencana. Ditambah, faktor potensi kenaikan harga bahan pokok sebagai dampak kekeringan masuk dalam perhitungan status tanggap darurat.
"Dan rencana perpanjangan ini kita akan berlakukan selama 14 hari ke depan di bulan Oktober 2023," katanya.
"Itu terlihat dari peningkatan permintaan air bersih secara intens per harinya ke BPBD. Dalam satu hari itu kita bisa kirim 10 tanki air ke warga," ucapnya.
Sementara, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengeluarkan imbauan kepada seluruh pegawai untuk merespons potensi bencana kekeringan meterologis sebagai dampak kemarau, dengan melakukan tindakan di lapangan, seperti penyediaan air bersih.
Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang, Deni Koswara, mengatakan potensi bahaya dari dampak kekeringan seperti kekurangan ketersediaan air bersih, kebakaran semak, lahan, dan pemukiman, sampai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan industri, perkantoran, bahkan pemerintahan.
"Pemkot Tangerang mengimbau kepada seluruh pegawai untuk terus melakukan langkah-langkah konkrit dalam mengantisipasi meliputi pemantauan, peninjauan lapangan, edukasi, serta penghematan air di lingkungan masing-masing," katanya. (*)
Baca Juga:
4.382 Keluarga di Bantul Terdampak Kekeringan akibat Kemarau Panjang