Headline

Pemimpin Senior ISIS di Afghanistan Tewas Dirudal Pasukan NATO

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 28 Agustus 2018
 Pemimpin Senior ISIS di Afghanistan Tewas Dirudal Pasukan NATO
Kelompok Militan ISIS saat berada di Afghanistan (foto: screenshot presstv)

MerahPutih.Com - Pasukan NATO yang dipimpin Amerika Serikat terus menggempur kelompok militan ISIS yang berada di Afghanistan. Dalam serangan terbaru yang menyasar Provinsi Nangarhar, Afghanistan Timur, seorang pemimpin senior ISIS tewas tertembak rudal jarak jauh.

Dalam pernyataan resmi NATO yang dirilis Senin (27/8), pemimpin senior ISIS yang diketahui bernama Abu Saad Ernabi bersama belasan pengikutnya dilaporkan tewas digempur pasukan koalisi.

"Abu Saad Erhabi, bersama dengan 15 anggota ISIS, tewas ketika rudal menghantam tempat persembunyian IS di Permukiman Waziri Tangai, Kabupaten Khogyani, Provinsi Nangarhar pada Minggu (26/8), " kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Korps Selab 201 Angkatan Darat Afghanistan, yang berpusat di wilayah tersebut.

Tujuh gerilyawan dari kelompok itu juga cedera setelah serangan di kabupaten pegunungan tersebut di sebelah barat-daya Ibu Kota Provinsi, Jalalabad, tambah pernyataan itu.

Serangan rudal jarak jauh
Pasukan Koalisi NATO menembakan rudal jarak jauh ke markas ISIS di Afghanistan (Foto: Antara Foto/Reuters/Thaier Al-Sudani)

Dua pos komando ISIS bersama dengan banyak peledak dan senjata hancur setelah serangan tersebut, demikian laporan Xinhua sebagaimana dikutip Antara di Jakarta, Senin (27/8) malam kemarin.

Pemimpin Erhabi adalah pemimpin keempat ISIS di Afghanistan yang tewas sejak pertengahan 2017 di wilayah Afghanistan Timur, kata beberapa pejabat.

Kabupaten itu telah menjadi ajang bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan petempur IS dari waktu ke waktu.

Bentrokan telah memaksa ribuan warga desa di Khogyani menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Kelompok ISIS, yang muncul di Nangarhar pada awal 2015, belum mengomentari laporan tersebut. Militan ISIS diduga terlibat sejumlah aksi teror dan pembunuhan di kawasan tersebut. Laporan pemerintah Afghanistan menyebutkan, salah satu alasan mengapa ISIS tetap bertahan lantaran ada dukungan dan perlindungan dari kelompok Taliban.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Koalisi Indonesia Kerja Sebut Gerakan #2019GantiPresiden Bukan Ancaman

Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan