Pemerintah Telah Gelontorkan Rp3,16 Triliun Buat Padat Karya

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Juli 2020
Pemerintah Telah Gelontorkan Rp3,16 Triliun Buat Padat Karya
Ilustrasi Padat Karya. (Foto: Kementerian PUPR).

MerahPutih.com - Pemerintah terus melakukan percepatan proyek terutama untuk proyek yang memiliki dampak sosial ekonomi yang besar akibat pandemi COVID-19. Seperti, proyek yang mengurangi angka pengangguran dan menjaga daya beli masyarakat.

Salah satu program yang menjadi prioritas Kementerian PUPR adalah melalui Program Padat Karya Tunai (cash for work) yang dilaksanakan di 23.392 lokasi di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2020 Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp11,45 triliun untuk untuk merealisasikan 15 program yang meliputi bidang Sumber Daya Air (SDA), Permukiman, Jalan dan Jembatan serta Perumahan.

Baca Juga:

Pers Sekarat Diterjang COVID, Jokowi Perintahkan Kementerian Belanja Iklan di Media

Dari total anggaran tersebut, saat ini sudah terserap 27 persen atau sebesar Rp3,16 triliun. Besaran anggaran yang terserap tersebut telah memberikan manfaat membuka peluang kerja sebanyak 186.288 orang dari total target sebanyak 613.483 tenaga kerja.

"Anggaran Kementerian PUPR utamanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia diantaranya meningkatkan konektivitas antar wilayah, membangun dari pinggiran, ketahanan pangan dan air serta meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas perumahan dan permukiman," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarya, Senin.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan realokasi program dan anggaran Tahun Anggaran (TA) 2020 dan refocussing kegiatan untuk mendukung percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

padat karya
Ilustrasi Padat Karya. (Foto: Kementerian PUPR)

Dari besaran awal DIPA Kementerian PUPR tahun 2020 sebesar Rp120,2 triliun, mengalami target realokasi anggaran sebesar Rp44,58 triliun sehingga pagu akhir Kementerian PUPR menjadi sekitar Rp75,63 triliun. Saat ini sudah dilakukan realokasi sebesar Rp37,3 triliun, sehingga pagu sementara sebesar Rp82,9 triliun dan proses realokasi anggaran masih terus berjalan secara bertahap.

Hingga akhir semester pertama tahun 2020, penyerapan keuangan belanja infrastruktur Kementerian PUPR sebesar 32,4 persen atau senilai Rp26,9 triliun dari total pagu TA 2020 sebesar Rp82,9 triliun.

Sementara untuk kemajuan pembangunan fisik sebesar 31,61 persen. Pada tanggal yang sama, baik penyerapan keuangan maupun realisasi fisik pada semester pertama TA 2020 secara persentase lebih baik dari periode sama pada TA 2019 lalu adalah sekitar 25 persen.

Kemajuan penyerapan anggaran TA 2020 tersebut lebih cepat dari tahun 2019 tidak terlepas dari sistem lelang dini yang dilakukan Kementerian PUPR. Proses lelang untuk proyek tahun 2020, sudah dilakukan sejak bulan November tahun 2019, dengan total jumlah paket untuk TA 2020 sebanyak 6.108 paket senilai Rp58,8 triliun (termasuk Multiyears contract atau MYC lanjutan 643 paket senilai Rp16,9 triliun).

Tercatat hingga Juli, progres paket yang terkontrak sebanyak 4.685 paket atau 81,27 persen dengan nilai Rp47,8 triliun terdiri dari paket MYC, MYC baru dan Single Years Contract (SYC). Sebanyak 938 paket senilai Rp7,6 triliun 13 persen masih dalam proses lelang dan sisanya 485 paket senilai Rp3,4 triliun atau 5,73 persen masih belum proses lelang.

Baca Juga:

Luhut: Jerman dan Taiwan Jadi Contoh Atasi COVID-19

#Resesi Ekonomi #Padat Karya #Ekonomi Indonesia
Bagikan
Bagikan