Pemerintah Tegaskan tak Tutupi Data Penambahan Kasus COVID-19

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 24 Juli 2020
Pemerintah Tegaskan tak Tutupi Data Penambahan Kasus COVID-19
Tim Relawan Indonesia Bersatu (RIB) menyelenggarakan "rapid test" gratis terhadap pengusaha hewan kurban. (ANTARA/HO-Humas RIB)

MerahPutih.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memastikan tak ada upaya menutupi data dengan tidak ada lagi konferensi pers (konpers) update data COVID-19 secara harian.

Wiku menjelaskan masyarakat termasuk media bisa melihat data kasus tambahan, sembuh, meninggal, suspek dan lain-lain tentang COVID-19 bisa diakses lewat laman https://covid19.go.id/

Baca Juga

Anies: Sepanjang Juli, 6,051 Orang di Jakarta Positif COVID-19

"Data-data tersebut diumumkan jam 16.00 tergantung dari pengiriman data dari Kemenkes yang memverifikasi data nasional yang masuk," kata Wiku dalam keteranganya, Jumat (24/7).

Pemerintah juga kini tengah berupaya agar data-data tersebut bisa diakses secara real time. Namun, masih ada kendala karena harus membuat pendekatan sistem terintegrasi.

"Bahwa kami menuju memberikan data secara real time agar masyarakat bisa mengaskses langsung. Namun, demikian prosesnya memerlukan waktu yang lama. Selama 4 bulan pertama kami belum bisa mengintegrasikan menjadi satu," tutur Wiku.

Dokumen: Tangkapan layar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Drh. Wiku Adisasmito dalam diskusi di Graha BNPB di Jakarta, Jumat (3/7/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Dokumen: Tangkapan layar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Drh. Wiku Adisasmito dalam diskusi di Graha BNPB di Jakarta, Jumat (3/7/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)

Namun demikian, kata Wiku proses tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan selama empat bulan ini pihaknya belum mampu melakukan hal itu.

"Mengingat ada beberapa kendala di dalam business process atau proses dalam pengumpulan data dari setiap daerah dan ada proses verifikasi dari Kemenkes yang ternyata memerlukan waktu lebih lama," ucapnya.

Pasalnya dalam memverifikasi data yang ditemukan di daerah, ungkap Wiku pihaknya membutuhkan waktu untuk membuat sistem pendekatan data terintegrasi yang bisa diterima oleh berbagai pihak, termasuk juga Kemenkes.

Menurut Wiku, pemerintah berupaya agar data penanganan COVID-19 terintegrasi serta tidak berbeda antara pusat dan daerah. Oleh sebab itu, sistem pelaporan data akan terus diperbaiki ke depannya.

"Kami usaha keras agar data ini tidak berberda antara nasional dan daerah," imbuh Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UI ini.

Baca Juga

Dinkes DKI Sebut Perkantoran Jadi Klaster Penularan Corona

Sebagaimana diketahui, semenjak ditunjuk menjadi Jubir Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito tak lagi menyampaikan updata data kasus baru dan meninggal karena corona.

Padahal, sebelumnya Achmad Yurianto yang kala itu menjadi Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, selalu menyampaikan data tersebut secara verbal atau lisan. (Knu)

#COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan