Pemerintah Janji Gandakan Produksi Kedelai Dalam 2 Kali Masa Tanam

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Januari 2021
Pemerintah Janji Gandakan Produksi Kedelai Dalam 2 Kali Masa Tanam
Perajin Tempe. (Foto: MP/Rizky).

MerahPutih.com - Kementerian Pertania berjanji melipatgandakan produksi kedelai dalam negeri dalam waktu setidaknya 200 hari atau dua kali masa tanam. Upaya tersebut merupakan solusi mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengakui, jika Indonesia masih bergantung importasi pada komoditas tersebut sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Baca Juga:

Harga Kedelai Meroket, DPR Kritik Kementan

"Kita coba lipatgandakan. Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya," kata Syahrul usai melakukan Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Kementan Jakarta, Senin (5/1).

Menteri Syarul menjelaskan produksi kedelai dalam negeri harus berdaya bersaing, baik kualitas maupun dari segi harga. Program yang dilakukan dalam peningkatan produksi, yakni melalui perluasan areal tanam dan melibatkan integrator, kedelai unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.

Perajin Tempe. (Foto: MP/Rizky).
Perajin Tempe. (Foto: MP/Rizky).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menegaskan, langkah nyata yang diimplementasikan oleh Kementan untuk produksi kedelai tahun ini di antaranya percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator.

Tahun 2021 ini, Kementan mengalokasikan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30.000 ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha. Selain itu juga membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15.000 ha, Jabar 15.000 ha, Jatim 15.000 ha, NTB 4.000 ha dengan dukungan KUR dan akses kepada offtaker.

Badan Litbang Pertanian juga turut meningkatkan produktivitas kedelai. Rata rata produktivitas kedelai saat ini 1,5 ton/ha dan harus ditingkatkan menjadi 2 ton/ha melalui riset benih unggul dan teknologi budi daya.

Kebutuhan kedelai di Indonesia masih mengandalkan kedelai impor yang harganya mengikuti pasar global. Harga kedelai global pun mengalami kenaikan 35 persen hingga menjadi Rp 9.500 per kilogramnya.

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai di Jakarta, saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram.

Baca Juga:

Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Alami Inflasi

#Kedelai Impor #Harga Kedelai
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan