Pemerintah Indonesia Temui Taliban di Qatar, Apa yang Dibahas?
Merahputih.com - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar, 26 Agustus lalu. Retno pun menyampaikan keinginan pemerintah Indonesia kepada perwakilan Taliban.
"Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan damai, stabil, dan makmur," kata Retno saat menghadiri Rapat Kerja Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/9).
Baca Juga
Ia menjelaskan pertemuan dia dengan perwakilan Taliban dalam rangka menyampaikan pesan Indonesia bagi Afghanistan setelah kelompok itu merebut kekuasaan. Ada tiga poin yang disampaikannya dalam pertemuan tersebut.
Pertama, pentingnya pembentukan pemerintah yang inklusif di Afghanistan. Kedua, harus ada jaminan Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat latihan bagi aktivitas kelompok teroris yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas kawasan serta dunia. Ketiga, pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan.
"Pertemuan tersebut kami sengaja gunakan untuk window opportunity atau kesempatan yang masih terbuka untuk menyampaikan pesan dan harapan Indonesia terhadap Afghanistan," ujarnya.
Taliban menyampaikan komitmennya utnuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif di Afghanistan.
Selain itu, Taliban menyampaikan akan menunjuk pejabat sementara di beberapa posisi, di antaranya menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri keuangan, menteri pendidikan, kepala intelijen, bubernur bank sentral, gubernur Kabul, dan wali kota Kabul.
"Mereka (Taliban) katakan penunjukan tersebut hanya sementara sambil berupaya membentuk pemerintahan yang inklusif," katanya.
Saat dia ke Doha, Qatar, Retno juga melakukan pertemuan terpisah dengan menteri luar negeri Qatar dan utusan khusus presiden Amerika Serikat untuk urusan Afghanistan.
Baca Juga
Perang Berakhir, Amerika Serikat Tarik Pasukan dari Afghanistan
Langkah itu perlu dilakukan untuk mendapatkan catatan komparasi terkait situasi di Afghanistan agar memudahkan pengambilan keputusan bagi Indonesia ke depannya.
"Kunjungan singkat kami ke Doha tersebut berlangsung kurang dari 24 jam, antara lain untuk 'compare note' situasi Afghanistan dan proyeksi kedepan sehingga memudahkan dalam mengambil keputusan," ujarnya. (Knu)