DEMI mengurangi ketergantungan pada energi fosil, minyak bumi. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan mendorong berbagai energi alternatif untuk bisa digunakan pada kendaraan bermotor.
Seperti energi hidrogen, energi yang ramah lingkungan, diharapkan dapat digunakan untuk sektor transportasi pada tahun 2031 mendatang.
Baca Juga:

Mengenai hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, bahwa pengembangan pemanfaatan energi itu akan mendapat dukungan penuh.
Arifin memberikan contoh, tim riset mobil hidrogen Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dalam webinar berjudul The Urgency of Renewable Energy on Hydrogen Cars in Indonesia akhir pekan lalu, Arifin mengatakan pemanfaatan hidrogen akan dilakukan secara bertahap. Bisa jadi akan dimulai dari 2030 dan dilakukan secara masif di 2051.
"Kemudian pada tahun 2060, total hidrogen yang dikembangkan setara dengan 52 giga watt," jelasnya Arifin, seperti yang dikutip dari laman Kabaroto.com.
Menurut Arifin, hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia, yang akan menurunkan efek rumah kaca sebesar 29 persen, dengan menggunakan kemampuan sendiri. Angka itu dapat meningkat menjadi 41 persen dengan dukungan internasional di 2030.
Baca Juga:
Sambut Era Mobil Listrik, Mitsubishi, Nissan, dan Renault Perkuat Aliansi

Adapun dukungan internasional tersebut yakni untuk pengembangan energi terbarukan, melaksanakan efisiensi energi serta konservasi energi. Arifin menambahkan, sektor energi diharapkan dapat berkontribusi 314 juta hingga 446 juta ton emisi CO2 di 2030.
"Indonesia juga berkomitmen dapat mencapai zero net emission pada 2060 atau lebih cepat dengan bantuan internasional," lanjut Arifin.
Sebagai wakil dari Pemerintah, Arifin berharap bahwa hidrogen dapat menjadi salah satu kontributor transisi energi, dan memiliki peran penting dalam hal dekarbonisasi energi global.
Sedikit informasi, hidrogen saat ini masih dalam tahap riset dan pilot project. Arifin mengatakan belum ada proyek yang memasuki skala komersial untuk sektor transportasi. Padahal, transportasi merupakan penyumbang emisi bahan bakar fosil sebanyak 70 persen secara nasional. (Ryn)
Baca Juga: