Pemerintah Dinilai Belum Punya Solusi Dampak Dihapusnya Tenaga Honorer Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Foto: Dok/Man/dpr.go.id

MerahPutih.com - Seluruh honorer akan dihapus dari instansi pemerintah per 28 November 2023 berdasarkan PP No 49 Tahun 2018 yang dilanjutkan dengan SE KemenPAN-RB No B/185/M.SM.02.03/2022.

Ketentuan dituduh akan membuat nasib ratusan ribu nakes honorer yang bekerja di instansi pemerintah menjadi tidak jelas.

Baca Juga:

DPR RI Soroti Ketidakjelasan Data Honorer di Daerah

"Sampai saat ini belum ada kejelasan status nakes honorer yang sudah bekerja puluhan tahun melayani kesehatan masyarakat. Jika tidak segera diatasi, maka akan banyak nakes yang di-PHK akibat adanya ketentuan tersebut," kata anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher, Rabu, (20/7).

Menurut Netty, alternatif lain dari PHK adalah mengangkat para honorer tersebut menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Persoalannya, apakah Pemda siap mencover biaya belanja PPPK yang dibebankan pada anggaran daerah? Berdasarkan info yang saya dapatkan, rata-rata Pemda hanya sanggup mengalokasikan 10 persen saja untuk formasi Nakes PPPK," ujarnya.

Jumlah tersebut, kata Netty, sangat kecil dibandingkan jumlah nakes honorer yang selama ini melayani kebutuhan kesehatan masyarakat di lapangan.

Ia mencontohkan, jumlah honorer nakes di Kabupaten Indramayu, yang merupakan daerah pemilihannya ada sekitar 1.886 orang dan di Kabupaten Cirebon ada sekitar 1500- an. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah pusat membuat kebijakan afirmasi guna mengatasi persoalan ini.

"Pemerintah pusat tidak bisa melempar tanggung jawab persoalan nakes honorer ke pemerintah daerah begitu saja. Harus ada kejelasan bagaimana cara Pemda membiayai pengangkatan PPPK. Jangan sampai nanti hanya jadi angin surga: Pemda menyetujui mengangkat sebagai PPPK ternyata tidak ada anggarannya," ujarnya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama-sama mencarikan solusinya.

"Alternatifnya, apakah dengan menambah Dana Alokasi Umum (DAU) atau bahkan ada Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembiayaan PPPK," imbuhnya.

Menurut Netty, jika tidak segera dicarikan solusinya maka penghentian nakes honorer akan berdampak pada kolapsnya pelayanan kesehatan masyarakat.

"Bisa dibayangkan nasib pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas-Puskesmas di daerah yang kolaps akibat PHK nakes honorer. Kalau ini terjadi maka indeks kesehatan kita akan anjlok, gangguan kesehatan meningkat, prioritas nasional ke-3; yaitu membangun SDM yang sehat, unggul, dan berkualitas makin absurd," tegas Netty. (Pon)

Baca Juga:

DPR Minta Rencana Penghapusan Tenaga Honorer Tidak Menimbulkan Gejolak di Masyarakat

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
6 Pembuang Sampah Sembarangan Kena 'OTT' di CFD, Didenda Total Rp 400 Ribu
Indonesia
6 Pembuang Sampah Sembarangan Kena 'OTT' di CFD, Didenda Total Rp 400 Ribu

"Pada hari ini terdapat 5 pelanggar yang dikenakan denda uang paksa dengan total denda Rp 400.000 dan 1 pelanggar yang dijatuhi sanksi sosial melakukan pungut sampah di lokasi," lanjut Kepala Seksi Humas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI, Yogi Ikhwan

PBB Targetkan Lolos Legislatif Nasional dan Daerah di Pemilu 2024
Indonesia
PBB Targetkan Lolos Legislatif Nasional dan Daerah di Pemilu 2024

Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi salah satu partai politik (Parpol) yang resmi ikut pertarungan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

MK Tolak Gugatan Partai Gelora Terkait UU Pemilu
Indonesia
MK Tolak Gugatan Partai Gelora Terkait UU Pemilu

Majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan uji materi Pasal 167 ayat (3) dan Pasal 347 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) yang diajukan Partai Gelora.

[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Boikot Uni Eropa Dukung Rusia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Boikot Uni Eropa Dukung Rusia

Video merupakan hasil suntingan dari berbagai sumber yang tidak berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Anton Gobay Ngaku Simpatisan OPM
Indonesia
Anton Gobay Ngaku Simpatisan OPM

"Anton Gobay menyampaikan bahwa dirinya hanya seorang simpatisan yang mendukung Organisasi Papua Merdeka. Dia mengaku hanya seorang simpatisan yang tidak peduli terhadap posisi atau jabatan dalam organisasi tersebut," ucap Dedi

Bawaslu Matangkan 4 Rancangan Perbawaslu untuk Perkuat Pengawasan Pemilu 2024
Indonesia
Bawaslu Matangkan 4 Rancangan Perbawaslu untuk Perkuat Pengawasan Pemilu 2024

Bawaslu mempersiapkan empat rancangan peraturan Bawaslu (perbawaslu) yang dikonstruksi ulang penormaannya.

11 Anggota TNI-Polri Terjaring Razia Tempat Hiburan Malam, 7 Positif Narkoba
Indonesia
11 Anggota TNI-Polri Terjaring Razia Tempat Hiburan Malam, 7 Positif Narkoba

Sebanyak 11 anggota TNI-Polri terjaring dan tujuh di antaranya kedapatan positif mengonsumsi narkoba.

Profil Muhammad Prakosa, Dubes RI untuk Italia yang Tutup Usia Hari Ini
Indonesia
Profil Muhammad Prakosa, Dubes RI untuk Italia yang Tutup Usia Hari Ini

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma menyampaikan M Prakosa tutup usia pukul 10.55 waktu setempat, di Sacro Cuore FSR Roma.

Dishub DKI Jelaskan Anggaran Rp 3,27 M untuk Seremonial Gunting Pita Mudik Gratis
Indonesia
Dishub DKI Jelaskan Anggaran Rp 3,27 M untuk Seremonial Gunting Pita Mudik Gratis

Dishub DKI Jakarta buka suara atas tuduhan acara seremonial Program Mudik Gratis Pemprov DKI 2023 yang menghabiskan Rp 3,27 miliar hanya untuk gunting pita.

Revitaslisasi Monas, 300 Pohon akan Ditanam setelah Ditebang Era Anies
Indonesia
Revitaslisasi Monas, 300 Pohon akan Ditanam setelah Ditebang Era Anies

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Afan Adriansyah menjelaskan, penataan Monas akan dilakukan dengan konsep penghijauan dengan menambah sekitar 300 pohon baru.