MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 hingga kini belum usai meski ada beberapa pelonggaran. Salah satu yang mesti menjadi perhatian yaitu ancaman penyebaran subvarian Omicron.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa sejumlah negara telah bersiap menghadapi gelombang virus corona BA.4 dan BA.5.
Pemerintah memprediksi, puncak gelombang terjadi pada bulan Juli.
Baca Juga:
AS tak lagi Wajibkan Pelancong Lakukan Tes COVID-19
"Karena sekarang kan sudah bulan Juni-Juli, semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya," kata Budi dalam konferensi pers virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/6).
Budi mengatakan bahwa puncak gelombang terjadi sejak penemuan kasus pertama.
Saat ini, sudah ada 8 kasus yang ditemukan di Indonesia. Maka, puncak gelombang bisa terjadi di minggu ketiga bulan Juli 2022.
"Pengamatan kami gelombang BA.4 dan BA.5 biasanya puncaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu ketiga Juli kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," ungkapnya.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: COVID-19 Naik Lagi, Luhut Larang Lansia Keluar Rumah Selama Juni Ini
Ia menegaskan bahwa puncak penularan COVID-19 BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron.
"Kasus hospitality juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari Delta dan Omicron," katanya.
Sebagai informasi, puncak kasus varian Delta dan Omicron mencapai 56 ribu dan 64 ribu per hari.
Jika dikalkulasi, maka sepertiga dari angka tersebut bisa mencapai 20 ribu kasus per hari akibat varian BA.4 dan BA.5. (Knu)
Baca Juga:
Hati-hati Lonjakan COVID-19, 551 Orang Terinfeksi pada Minggu (12/6)