Janji Pemerintah Soal Danau Toba Pasca Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 22 Juni 2018
Janji Pemerintah Soal Danau Toba Pasca Tenggelamnya KM Sinar Bangun
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6) (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Merahputih.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba pada 18 Juni lalu lantaran kurangnya disiplin dari penyelenggara serta pengawas angkutan kapal.

"Saya sampaikan bahwa peristiwa yang terjadi kemarin terjadi karena beberapa hal seperti pembangunan fasilitas infrastruktur yang belum menyamakan peningkatan dengan jumlah wisatawan dan kurangnya disiplin dari penyelenggara serta pengawas angkutan kapal," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/6).

Luhut menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan mendalam kepada keluarga korban. Ia juga mengaku terus memantau perkembangan di lapangan dan terus berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan, Badan SAR Nasional (Basarnas) serta para bupati dan aparat terkait.

Sementara, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga masih terus melakukan investigasi di lapangan. "Khusus untuk kedisplinan ini, saya setuju dengan langkah Kapolri untuk menindak siapapun yang terbukti bersalah dalam hal ini. Menurut saya hukum harus ditegakkan kepada siapa saja yang melakukan kelalaian pada kecelakaan ini," lanjut Luhut.

Peristiwa ini, kata dia, bukan yang pertama kali terjadi. Terlebih, jika aparat di lapangan dan penyelenggara angkutan mau belajar dari kecelakaan yang terjadi sebelumnya serta disiplin dalam memprioritaskan keamanan penumpang.

Kedisiplinan itu termasuk mengangkut jumlah penumpang tidak lebih dari kapasitas, memperhatikan laporan cuaca dan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan tidak lalai dalam pengawasan. Pemerintah sedang melakukan pembangunan lima dermaga di Danau Toba dan pembenahan fasilitas dermaga.

Tim Evakuasi KM Sinar Bangun di Danau Toba
Tim evakuasi gabungan melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

"Menurut saya pembangunan fasilitas dan infrastruktur di wilayah tersebut mau tidak mau harus mengikuti peningkatan kunjungan wisatawannya. Saya akan datang ke lokasi secepatnya, untuk melakukan evaluasi apa saja yang perlu dilakukan dan diperbaiki," katanya.

Luhut berharap kecelakaan KM Sinar Bangun menjadi yang terakhir dan pelajaran untuk semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan layanan transportasi.

Hingga kini, tim gabungan TNI, Polri, Basarnas dan pihak-pihak lain terus melakukan pencarian korban maupun bangkai kapal KM Sinar Bangun. Bahkan, TNI-AL mulai mengoperasikan "scane sonar" atau alat pemindai sonar untuk mencari KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Usai pemberangkatan tim di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Koordinator SAR Marinir Letkol Mar Syamsul Sitohang mengatakan, pihaknya telah menerima alat pemindai sonar itu dari Mabes TNI Angkatan Laut. Alat tersebut akan digunakan di perairan Danau Toba mulai pukul 07.30 wib hingga pukul 18.00 WIB.

Personel Basarnas melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6).(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Pemanfaatan peralatan khusus tersebut dimaksudkan untuk mengetahui material.yang ada di dasar danau, termasuk mengetahui posisi kapal KM Sinar Bangun. Dengan keberadaan alat tersebut, diharapkan keberadaan KM Sinar Bangun dapat diketahui, terutama penumpang yang mungkin meninggal dunia. Sesuai dengan hasil rapat penggulangan, proses pencarian dan penyelamatan penumpang KM Sinar Bangun dilakukan di dua sektor.

Sektor A meliputi perairan dan pinggiran danau yang berdekatan dengan Simalungun, sedangkan Sektor B meliputi perairan yang mendekatkan Pulau Samosir. Ketika ditanya mengenai kendala, pihaknya melihat kedalaman perairan Danau Toba menjadi salah satu masalah utama karena dinilai cukup dalam.

"Dari pengecekan sebelumnya , sekitar 400 hingga 500 meter," ujar perwira yang juga menjabat Wadan Denjaka TNI Angkatan Laut itu.

Menurut catatan, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB. Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 19 korban selamat dan tiga korban tewas. (*)

#Danau Toba
Bagikan
Bagikan