Pemerintah Akui Telat Informasikan ke Warga Natuna Soal Evakuasi WNI dari Wuhan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 04 Februari 2020
Pemerintah Akui Telat Informasikan ke Warga Natuna Soal Evakuasi WNI dari Wuhan
Ilustrasi: Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1) (Antaranews)

Merahputih.com - Pemerintah mengakui adanya keterlambatan informasi kepada warga Natuna terkait evakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok yang ditempatkan di Natuna, Kepulauan Riau.

"Memang terjadi semacam bukan miskomunikasi ya, keterlambatan informasi, karena perkembangan berlangsung begitu cepat sehingga pemerintah begitu mendapat greenlight untuk memulangkan saudara-saudara kita WNI dari Wuhan, RRT, itu langsung bekerja cepat dan memutuskan mengambil tempat di Natuna," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantornya, Selasa (4/2).

Baca Juga:

Gara-Gara Virus Corona, Pabrik Tesla di Tiongkok Ditutup

Mahfud mengatakan hal itu saat menerima Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti dan Ketua DPRD Natuna Andes Putra serta ormas kepemudaan Natuna.

Mahfud didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, menilai Natuna dianggap tempat paling mudah, paling aman, dan dekat dengan instalasi militer untuk dilakukan sesuatu dengan cepat.

Menurut dia, timbul kesalahpahaman karena komunikasi dengan pemerintah daerah dan rakyat Natuna agak terlambat.

"Itu supaya anda maklumi karena bisa diikuti dari semua media massa bahwa perkembangan hanya berlangsung dari menit ke menit, sehingga kita melakukan tindakan cepat," kata Mahfud.

Aspirasi dari pejabat Natuna tersebut, kata Mahfud, akan ditampung dan akan dikomunikasikan kepada Presiden Jokowi mengingat Presiden Jokowi sangat sibuk.

"Saya tetap akan menyampaikan ada keinginan teman teman bertemu dengan Presiden, tetapi sekurang-kurangnya Menko Polhukam diminta ke Natuna dalam waktu yang tidak terlalu lama atau sekurang-kurangnya tanggal 6 Maret nanti," kata Mahfud.

Proses pemindahan WNI dari Wuhan di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). ANTARA/Yuniati Jannatun Naim

Selain dirinya yang akan ke Natuna, Menkes Terawan Agus Putranto akan berkantor di Natuna hingga pemeriksaan terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan selesai dilakukan.

Sebelumnya, rencana Pemerintah Pusat menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina WNI dari Wuhan ditolak oleh warga.

Bahkan, ratusan masyarakat memilih meninggalkan Ranai, Natuna, Kepri sehari setelah Pemerintah Pusat mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok di daerah tersebut.

Masyarakat punya alasan kuat meninggalkan Ibu kota Natuna itu. Mereka khawatir ke 238 WNI tersebut terbawa wabah virus corona dari tempat asalnya di Kota Wuhan, Tiongkok.

"Warga takut tertular virus mematikan tersebut," kata salah seorang warga Natuna, Herman.

Baca Juga:

Virus Corona Sudah di Singapura

Kemudian terbitnya Surat Edaran Pemkab Natuna yang meliburkan seluruh kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terhitung sejak tanggal 3 Februari sampai 17 Februari 2020, juga menjadi alasan warga ramai-ramai kembali ke daerah asal atau sekadar mengungsi.

Kendati belakangan turun Surat Edaran dari Kementerian Dalam Negeri yang meminta Pemkab Natuna mencabut edaran tersebut dan tetap melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar di sekolah. Menurut Herman, warga tetap bersikeras meliburkan anak-anak mereka, terutama para ibu-ibu. (*)

#Virus Corona #Pasien Corona #Penyakit Corona
Bagikan
Bagikan