Pemekaran Daerah Otonomi Papua Dinilai Perlu Dilakukan meski Tuai Kontroversi Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Majelis Rakyat Papua dan Majelis Rakyat Papua Barat terkait DOB Papua, di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/5/2022). (ANTARA/HO-KSP)

MerahPutih.com - Pro dan kontra terhadap Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua terus bergulir di masyarakat.

Salah satunya adalah persoalan keamanan dan kepastian nasib masyarakat Papua pasca-terbitnya UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua.

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, pemekaran wilayah di Papua adalah sesuatu yang penting dan perlu didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga:

Temui Jokowi, Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat Bahas Daerah Otonomi Baru

Ia mencontohkan, Papua adalah pulau terbesar nomor dua di Indonesia.

"Penting dilakukan pemekaran dan memang diakui terjadi pro-kontra," kata Karyono Wibowo dalam keterangan persnya, Selasa (24/5).

Ada dua faktor penting yang disoroti Karyono mengapa Papua penting dilakukan pemekaran wilayah.

Salah satunya dari segi kultural. Papua memiliki multi bahasa dan budaya sehingga perlu dilakukan pembagian wilayah yang lebih banyak.

"Dari aspek kultural dan budaya, Papua sangat heterogen, berapa suku dan bahasa di sana, secara geografis sangat beragam, maka tepat jika Papua dimekarkan," ujarnya.

Kemudian dari aspek pembangunan, sejauh ini menurut Karyono masih banyak yang belum tersentuh, karena banyaknya wilayah di Papua yang terisolasi dari perhatian pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat.

Ia menilai, seharusnya masyarakat Papua bisa sejahtera ketika dana otonomi khusus yang digelontorkan pemerintah selama ini disalurkan dengan baik sesuai keperuntukan.

Selama ini, dana otsus terus meningkat signifikan setiap tahun. Namun, dianggap tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

"Ini kan ada something, artinya kue ini hanya dinikmati oleh mereka yang berkuasa," kata Karyono.

Menurut Karyono, pemekaran wilayah Papua menjadi solusi konkret bagaimana negara bisa menghadirkan kesejahteraan kepada masyarakat di Indonesia timur itu.

Namun ia tak memungkiri, banyak kalangan yang menolak pemekaran wilayah itu.

Untuk memastikan bahwa seberapa persen masyarakat Papua pro terhadap pemekaran wilayah yang menjadi usulan banyak kalangan adalah dengan melakukan kajian yang lebih komprehensif.

Karyono menyarankan agar ada dialog yang lebih mendalam dan holistik kepada masyarakat asli Papua. Tujuannya adalah untuk memastikan kebijakan apa yang tepat diambil pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan di Papua.

“Saya usulkan supaya ada riset apakah itu riset kuantitatif, kualitatif, FGD, index review untuk menjadi referensi pengambil keputusan," tuturnya.

Baca Juga:

Wakil PM Papua Nugini Meninggal Dunia akibat Kecelakaan Lalu Lintas

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa persoalan kerawanan ancaman keamanan di Papua akan terus terjadi ketika pemerintah tidak hadir untuk mengawal kepentingan masyarakat asli.

“Gangguan keamanan akan terjadi ketika kerawanannya tinggi,” kata Stanislaus Riyanta.

Solusi untuk mengurai dan mengantisipasi tingkat kerawanan ini adalah dengan kehadiran pemerintah di Papua, di mana negara memastikan rakyat bisa mencapai kesejahteraan mereka.

Dampaknya, kata Stanis, adalah kelompok separatis seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang hanya segelintir saja tersebut akan terganggu, karena upaya mereka untuk mempengaruhi masyarakat agar pro terhadap gerakan separatisme bisa terhambat.

Namun dampak positifnya, masyarakat asli Papua merasa lebih percaya kepada pemerintah dan semakin memeluk NKRI.

Ketika ada peran pemerintah yang masuk, maka wilayah akan diperhatikan dan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat akan diupayakan.

"Sehingga kelompok separatis ini akan merasa terganggu (kepentingannya),” tuturnya.

Langkah yang bisa diambil oleh pemerintah menurut Stanis adalah dengan peningkatan intensitas dialog dengan masyarakat asli Papua.

Sekaligus dipastikan bahwa yang diajak dialog adalah mereka yang merepresentasikan masyarakat asli, bukan hanya sekadar elite atau malah mereka yang sama sekali tidak paham Papua.

“Harus dipastikan siapa yang diajak ngomong dan mereka adalah yang benar-benar mengerti Papua, sehingga pemetaan penting,” jelas dia.

Lulusan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia itu pun mengajak agar masyarakat Papua khususnya kaum muda dan intelektualnya bisa lebih kritis terhadap kondisi daerah mereka.

Khususnya soal transparansi dan penggunaan anggaran dana otonomi khusus yang digelontorkan oleh pemerintah pusat melalui dana APBN.

“Harus pastikan benar-benar sampai gak dananya sehingga anggarannya sampai dan terserap untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.

Sekadar informasi, DPR resmi menetapkan tiga RUU terkait pemekaran wilayah di Papua (DOB) menjadi RUU inisiatif DPR dalam rapat paripurna DPR pada 12 April 2022.

Tiga RUU tersebut adalah RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Selatan, RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah, dan RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Pegunungan Tengah.

Badan Legislasi (Baleg) DPR menyetujui tiga RUU untuk ditetapkan sebagai usul insiatif DPR.

Baleg mengusulkan supaya penamaan provinsi-provinsi baru itu disesuaikan dengan wilayah adat Papua.

Yakni Ha Anim untuk Provinsi Papua Selatan, Meepago untuk Provinsi Papua Tengah, dan Lapago untuk Provinsi Papua Pegunungan Tengah. (Knu)

Baca Juga:

Senator Kritik Langkah Kepolisian Bubarkan Demo Tolak Pemekaran di Papua

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Putusan Bawaslu soal Partai Prima Dikhawatirkan Ganggu Tahapan Pemilu
Indonesia
Putusan Bawaslu soal Partai Prima Dikhawatirkan Ganggu Tahapan Pemilu

"Saya khawatir ini akan menjadi preseden bagi proses pelaksanaan pemilu, yang tahapan-tahapannya masih panjang dan saya yakin ini akan terganggu," katanya di Jakarta, Selasa (4/4).

Penutupan ASEAN Para Games Diklaim Lebih Meriah
Indonesia
Penutupan ASEAN Para Games Diklaim Lebih Meriah

Wali Kota Surakarta sekaligus Ketua Pelaksana INASPOC, Gibran Rakabuming Raka, menjanjikan penutupan ASEAN Para Games (APG) 2022 akan lebih meriah dibandingkan saat upacara pembukaan Sabtu (30/7) lalu.

Wakil Ketua dan Anggota Komisi E DPRD DKI Mengundurkan Diri dari PSI
Indonesia
Wakil Ketua dan Anggota Komisi E DPRD DKI Mengundurkan Diri dari PSI

Anggara merupakan Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI dan Idris adalah anggota Komisi E.

[HOAKS atau FAKTA]: Alfamart Bagikan Mobil dan Belanja Gratis dalam Rangka HUT RI
Lainnya
[HOAKS atau FAKTA]: Alfamart Bagikan Mobil dan Belanja Gratis dalam Rangka HUT RI

Pihak Alfamart menghimbau agar waspada jika ada informasi yang mengatasnamakan Alfamart.

PKS Beberkan 3 Kriteria Utama Bakal Capres 2024
Indonesia
PKS Beberkan 3 Kriteria Utama Bakal Capres 2024

PKS tak masalah mengusung tokoh internal maupun eksternal sebagai capres.

Pemerintah Alokasikan Anggaran Rp 104,2 Triliun untuk Ketahanan Pangan
Indonesia
Pemerintah Alokasikan Anggaran Rp 104,2 Triliun untuk Ketahanan Pangan

"Anggaran tersebut akan disalurkan kepada kementerian dan lembaga, non kementerian lembagam dan transfer ke daerah," kata Airlangga di Jakarta, Senin (6/3).

Stok Vaksin Booster ke-2 Capai 9,3 Juta Dosis
Indonesia
Stok Vaksin Booster ke-2 Capai 9,3 Juta Dosis

Stok tersebut tersimpan di pusat sebanyak 7,2 juta dosis dan di daerah total 2,1 juta dosis.

Tanggapan Jaksa atas Pleidoi Putri Candrawathi: Tak Rasional dan Berubah-ubah
Indonesia
Tanggapan Jaksa atas Pleidoi Putri Candrawathi: Tak Rasional dan Berubah-ubah

Jaksa penuntut umum menyoroti adanya perubahan cerita terkait klaim Putri Candrawathi dilecehkan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kapolri Dampingi Laksamana Yudo sebagai Bentuk Soliditas TNI-Polri
Indonesia
Kapolri Dampingi Laksamana Yudo sebagai Bentuk Soliditas TNI-Polri

Laksamana Yudo Margono ditemani kepala staf lainnya dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Hampir Sebulan Disandera KKB Papua, DPR Yakin Pilot Selandia Baru Tidak Disakiti
Indonesia
Hampir Sebulan Disandera KKB Papua, DPR Yakin Pilot Selandia Baru Tidak Disakiti

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi meyakini bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak akan berani membahayakan warga negara asing asal Selandia Baru itu.