MerahPutih.com - Kepolisian menghentikan acara konser Berdendang Bergoyang di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (29/10).
Kriminolog Bona Ricki Siahaan menilai, kegiatan yang melibatkan orang banyak atau massa harus menjadi perhatian.
Sebab dalam perkembangan terakhir, beberapa kegiatan yang melibatkan orang banyak menjadi permasalahan tersendiri.
"Berdasarkan pengalaman yang lalu seperti tragedi Kanjuruhan, pihak kepolisian telah mengambil langkah yang tepat dengan membubarkan acara konser musik itu," kata Bona kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (31/10).
Baca Juga:
Panitia Festival Berdendang Bergoyang Diduga Jual Tiket Lebihi Kapasitas
Bona melihat, demi alasan keamanan dan ketertiban polisi bertindak sudah sesuai dengan aturan yang melekat pada polisi.
"Jangan nanti seperti sudah kejadian baru viral atau ramai," ucap Bona.
Lulusan Kriminologi Universitas Indonesia (UI) ini menuturkan, seharusnya panitia sebagai pembuat acara dan pelaksana mengutamakan keselamatan para pengunjung dan jangan hanya memikirkan keuntungan semata.
"Harusnya panitia menjual tiket sesuai dengan kapasitas sehingga ada peran saling mengawasi dalam sebuah kegiatan," imbuh Bona.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik dan komunikasi Emrus Sihombing menilai, bila acara itu tidak dihentikan akan membuat penonton membludak dan berpotensi tinggi memakan korban jiwa.
Sehingga, langkah polisi sudah sangat tepat karena mengutamakan keselamatan warga negara di atas yang lainnya.
"Basis dari pada kepolisian adalah keselamatan warga negara di atas segalanya," ungkap Emrus.
Emrus memandang, tindakan kepolisian murni semata-mata untuk menyelamatkan jiwa warga. Bukan kepentingan pribadi maupun kepentingan institusi Polri.
"Keputusan itu bukan untuk diri polisi. Bukan untuk institusi, tapi keselamatan warga negara. Jadi tak ada kepentingan pribadi maupun institusi," kata Emrus.
Baca Juga:
Polisi Hentikan Festival Berdendang Bergoyang
Pengajar di Universitas Pelita Harapan ini memandang, pihak yang paling bertanggung jawab atas over kapasitas festival ini adalah panitia pelaksana.
Namun, sikap polisi yang humanis membuatnya bergerak terlibat proaktif untuk keselamatan warga.
"Tapi memang Polri sangat humanis dan proaktif karena kalau membiarkan sangat berbahaya dan ini demi keselamatan kemanusiaan," ujar Emrus.
Emrus pun berpesan kepada penyelenggara acara apa pun memperhatikan kapasitas peserta. Ini penting demi keselamatan dan kenyamanan semua pihak.
"Saya saran para penyelenggara apa pun kalau kapasitasnya seribu orang maksimal yang masuk 900. Jadi ada kosong 10 persen. Jangan sampai seribu masuk seribu. Harus di bawah dari itu," ujarnya.
Sebelumnya, polisi menghentikan festival Berdendang Bergoyang itu pada pukul 22.10 WIB karena alasan keselamatan dan keamanan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, pengunjung konser itu melebihi kapasitas sehingga berisiko bahaya tinggi. Bahkan, ada penonton yang sampai pingsan.
“Dengan jumlah pengunjung yang tembus lebih dari 21 ribu, ini juga tentunya sangat berisiko. Terbukti dari kegiatan tadi, ada beberapa masyarakat yang pingsan karena memang di dalam, termasuk juga di pintu masuk Istora," ujarnya.
Tidak hanya itu, menurut Komaruddin, kepolisian juga menemukan berbagai pelanggaran sejak awal.
"Dari fakta-fakta yang kami temukan sejak kemarin sudah banyak sekali pelanggaran yang kami temukan, dari over kapasitas yang ada termasuk juga jam yang diberikan," tuturnya. (Knu)
Baca Juga:
Sejumlah Konser, Siaran, dan Acara di Korea Ditunda Setelah Tragedi Halloween Itaewon