BANYAK penelitian telah menyelidiki bagaimana perubahan iklim dapat merusak hasil tanaman kopi. Penelitian yang dirilis pada 2019 menunjukkan 60 persen spesies kopi diketahui dapat terancam punah.
Selain itu, tinjauan ilmiah baru telah berusaha untuk fokus secara khusus pada bagaimana pemanasan global dapat mempengaruhi rasa, aroma, dan kualitas kopi. Kabar buruknya, kopi masa depan tidak hanya bisa lebih sulit didapat, tapi rasanya juga tidak enak.
Baca Juga:
Cup of Excellence Dorong Kebangkitan dan Kesejahteraan Petani Kopi Indonesia
Sebuah tim yang dipimpin para peneliti dari Tufts University dan Montana State University mencari pola di 73 artikel yang diterbitkan tentang kopi. Studi ini bertujuan untuk menentukan faktor apa yang paling mungkin memengaruhi kualitas dan dampak perubahan lingkungan terhadap faktor-faktor tersebut.
"Secangkir kopi di bawah standar memiliki implikasi ekonomi serta sensorik. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi kopi berdampak besar pada minat pembeli, harga kopi, dan pada akhirnya mata pencaharian petani yang menanamnya," ujarĀ Sean Cash, seorang ekonom dan profesor di Tufts' Friedman School of Nutrition Science and Policy dan penulis senior studi tersebut.

"Jika kita dapat memahami ilmu dari perubahan ini, kita dapat membantu petani dan pemangku kepentingan lainnya mengelola produksi kopi dengan lebih baik dalam menghadapi tantangan ini dan masa depan," Cash menambahkan seperti diberitakan Real Simple.
Secara khusus, peneliti mengidentifikasi dua faktor yang memiliki hubungan paling konsisten dengan kualitas. Pertama, ketinggian yang lebih tinggi menghasilkan kopi dengan rasa dan aroma yang lebih baik. Dan kedua, terlalu banyak sinar matahari menyebabkan penurunan kualitas. Faktor pertama itu bisa sangat dipengaruhi oleh pemanasan global.
"Memeriksa tanaman yang dibudidayakan pada ketinggian yang berbeda sering digunakan sebagai proksi untuk suhu. Ketinggian yang lebih tinggi dikaitkan dengan suhu yang lebih dingin yang menghasilkan pematangan yang lebih lambat, pengisian buah yang berkepanjangan, dan akumulasi prekursor rasa (rasa dan aroma) yang lebih tinggi," tulis makalah itu.
Baca Juga:
Kerentanan kualitas kopi di ketinggian yang lebih rendah memberikan wawasan tentang apa yang mungkin terjadi pada kualitas kopi di masa depan dengan peningkatan suhu terkait dengan perubahan iklim. Hal ini menyoroti bahwa adaptasi iklim diperlukan untuk sistem pertanian kopi di semua ketinggian.
Mengurangi paparan sinar matahari, di sisi lain, tampak lebih mudah untuk ditangani. "Sementara paparan cahaya bergeser dengan perubahan iklim, variabel ini dapat dimodifikasi dalam sistem pertanian kopi melalui manajemen naungan termasuk mendorong sistem kopi yang ditanam di bawah naungan dengan tingkat cakupan kanopi yang optimal," lanjut makalah itu.

"Manajemen naungan adalah strategi adaptasi iklim yang relatif mudah diakses dibandingkan dengan alternatif seperti relokasi pertanian," demikian dijelaskan dalam makalah.
Namun, kesimpulan terbesar dari penelitian ini adalah semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan rasa kopi kita baik-baik saja. "Tinjauan sistematis ini menyoroti bahwa kualitas kopi sensitif terhadap perubahan variabel lingkungan dan manajemen yang terkait dengan perubahan iklim dan adaptasi iklim," kesimpulan penelitian menyebutkan.
"Mengingat sensitivitas kualitas kopi terhadap variasi lingkungan, inovasi berbasis bukti diperlukan untuk meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan sektor kopi dalam konteks perubahan global." (aru)
Baca Juga:
Mengenal 2 Biji Kopi Spesial dari Filosofi Kopi di Jacoweek 2021