SUASANA haru terasa di Musashino Sport Forest Plaza, Tokyo saat Greysia Polii dan Apriani Rahayu berhasil mengalahkan pemain ganda putri Tiongkok, Qing Chen dan Yi Fan. Kemenangan Greysia dan Apriani sekaligus memastikan Indonesia meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Pelatih ganda putri Indonesia itu, Eng Hian yang tadinya hanya berdiri di samping lapangan, dengan semringah menghampiri anak didiknya. Lantas Greysia dan Apriani memeluk erat pelatih sambil menangis terisak-isak, sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada sang pelatih. Ya, kehebatan Greysia dan dan Apriani dalam memainkan raket tak lepas dari sosok Eng Hian.
Baca Juga:
Tak hanya berlaku bagi pelatih ganda putri itu yang merasa bangga atas prestasi yang diperoleh setiap atletnya. Semua pelatih dari berbagai cabang olahraga, tentu turut berbahagia atas keberhasilan yang dicapai oleh anak asuhnya setelah banyak waktu dan tenaga yang telah dihabiskan.
Keberhasilan seorang Atlet tidak bisa dipisahkan dari perjuangan seorang pelatih. Sosok pelatih memang jagoan bagi para atlet Indonesia. Sebab, pelatih akan terus mendukung para atletnya dalam suka maupun duka, sekalipun itu suatu kekalahan.
Hubungan antara pelatih dan atlet memang tidak dengan mudah dibangun, namun karakter itu akan muncul sendirinya dalam diri masing-masing. Seiring berjalannya waktu, akan banyak hal yang dilalui bersama dan tantangan-tantangan baru.
Seorang pelatih dituntut untuk menjalani profesinya bukan semata-mata bermodalkan dirinya bekas atlet, melainkan dengan seperangkat kemampuan yang ia miliki di masa lalu untuk diajarkan kepada anak asuhnya.
Begitu juga yang dilakukan oleh Gegez Grisheila, pelatih dari cabang olahraga musim dingin, Figure Skating. Gegez memulai profesinya sebagai pelatih sejak 2014. Pada dua tahun pertama menjalani profesinya, ia menjadi pelatih di Gardenice Rink Bandung. Kemudian, pada 2019 hingga saat ini, ia melatih figure skating di Bali Ice Skating Arena.
Bagi Gegez, ia senang untuk melatih murid baru yang bersemangat. Selain itu, ia akan membawa murid-muridnya itu mengikuti kompetisi untuk melihat perkembangannya. Gegez mengatakan bahwa ia sangat menikmati profesinya ini. Ia sama sekali tidak merasakan duka menjadi seorang pelatih.
Baca Juga:
Batavia Artanugraha, Wedding Organizer Jagoan Bagi Calon Pengantin
Hal yang memunculkan minatnya untuk menjadi seorang pelatih lantaran ia ingin membagikan pengalaman yang lebih dulu ia capai saat menjadi atlet. “Saya ingin membagikan apa yang sudah didapat dulu saat menjadi atlet kepada orang-orang, terutama yang benar-benar berminat untuk menjadi skater profesional dan ingin membangun nama ice skating di Indonesia,” ujarnya kepada merahputih.com.
Sebagai pelatih figure skater, tentu Gegez akan melatih muridnya dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya saat menjadi atlet seperti gerakan dasar, melompat, berputar dan koreografi di atas es.
Selain itu, menjadi seorang pelatih harus memiliki verifikasi untuk membuktikan sudah kompeten. Gegez pun sudah terverifikasi menjadi seorang pelatih dan memegang kartu dari ISI (Ice Sports Industry).
Strategi Gegez dalam melatih sederhana. Ia selalu mendorong anak didiknya untuk melakukan latihan rutin, konsisten, dan tetap semangat walaupun gagal baik dalam latihan maupun kompetisi. “Aku selalu kasih tahu untuk lakukan yang terbaik apapun hasilnya,” ujarnya.
Momen berharga bagi pelatih adalah ketika atletnya memperoleh juara dan berhasil atas pencapaiannya. Begitu juga yang dirasakan oleh Gegez, ia merasa senang ketika skaternya berhasil melakukan elemen-elemen yang telah diajarkan dan saat anak didiknya menoreh posisi utama dalam pertandingan.
Menurutnya, menjadi profesi sebagai pelatih dapat menjadi pekerjaan yang menguntungkan di Indonesia. “Iya, Bisa. Asalkan terus melatih anak-anak baru untuk latihan serius dan menjadi atlet Indonesia,” ujar Gegez. (cil)
Baca Juga:
Pemburu Anti Hoaks, Jagoan Negeri Aing di Tengah Kepalsuan Informasi