MerahPutih.com - Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng menanggapi isu pelajaran sejarah yang tak lagi wajib masuk kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA).
Agustina menilai mata pelajaran sejarah harus tetap ada menjadi pelajaran wajib di sekolah. Ia menolak jika penghapusan ataupun penggabungan pelajaran sejarah dengan mata pelajaran pendidikan sosial lainnya.
Baca Juga
"Mata pelajaran sejarah ini membangun pondasi pemahaman anak-anak di masa depan. Anak-anak ini meneruskan pendahulunya," ujarnya saat menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Semarang, Sabtu (19/9)
Politikus PDI Perjuangan itu menilai pelajaran sejarah merupakan proses mengenal tata nilai budaya. Ia pun mengingatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pesan Sukarno.
"Bung Karno berpesan, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah," tegasnya dilansir Antara.
Agustina mengapresiasi rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menyederhanakan kurikulum dalam menghadapi pandemi COVID-19. Namun, menurut dia, jika pelajaran sejarah tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib, maka anak-anak tidak akan mencari.
"Anak-anak akan lebih mencari yang kekinian," sambungnya
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melakukan penyederhanaan kurikulum pendidikan di Indonesia.
Rencana tersebut tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tanggal 25 Agustus 2020.
Baca Juga
KPK Ajak MAKI Bongkar Sosok King Maker di Skandal Djoko Tjandra
Sebelumnya, terdapat rencana penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa-siswi di SMK.
Sementara pada pelajar SMA, sejarah akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan, sehingga bukan lagi pelajaran wajib yang harus diambil oleh siswa. (*)