Pekan Lalu Israel, Kini Meksiko Laporkan Temuan Kasus Pertama Florona

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Selasa, 11 Januari 2022
Pekan Lalu Israel, Kini Meksiko Laporkan Temuan Kasus Pertama Florona
Ilustrasi Pandemi Global COVID-19 (Foto: pixabay/fernandozhiminaicela)

MerahPutih.com - Setelah Israel, kini Meksiko melaporkan temuan kasus pertama pasien Florona di negara mereka. Flurona merupakan infeksi ganda antara COVID-19 dan influenza

Rilis Otoritas kesehatan negara di benua Amerika itu, dikutip Selasa (11/1), melaporkan tiga kasus pertama florona terdeteksi di dua negara bagian Nayarit dan Jalisco di Meksiko Kepala Departemen Kesehatan Negara Bagian Nayarit, Jose Francisco Munguia Perez, mengonfirmasi satu kasus pada seorang wanita berusia 28 tahun.

Baca Juga:

Muncul Florona di Israel, Begini Respons IDI

Sedangkan, Kepala Laboratorium Diagnostik Penyakit Universitas Guadalajara, Alejandra Natali Vega Magana, menyatakan dua kasus lain florona dilaporkan di Jalisco. Magana menyebutkan kedua pasien itu tidak menunjukkan gejala serius dan sedang melakukan rawat jalan.

Data resmi terbaru Pemerintah Meksiko sejauh ini melaporkan 4.113.789 kasus terkonfirmasi COVID-19 dan 300.303 kematian akibat infeksi virus corona. Namun, para pejabat negara bagian di Meksiko mengklaim florona bukanlah hal baru dalam situasi pandemi COVID-19 global saat ini. "Karena telah terdeteksi di sejumlah negara lain," tulis pernyataan resmi mereka, dilansir Antara.

Baca Juga:

Florona, Kolaborasi Influenza dan Corona Menginfeksi Tubuh

Pekan lalu, Israel menjadi negara pertama yang resmi menyatakan warganya terinfeksi florona. Dinukil dari Indian Express, Selasa (4/1) Israel menyebutkan kolaborasi penyakit ini terdeteksi pada seorang ibu hamil yang hendak bersalin di Rumah Sakit Yedioth Ahronoth di Israel.

virus
Florona memiliki gejala pilek, batuk, demam dan hidung tersumbat. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Namun kondisi ini bukanlah varian baru dari virus corona. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa ini bukanlah penyakit baru, melainkan dua penyakit yang terjadi pada satu waktu. Vaksin dua virus itu adalah jalan terbaik menurut WHO.

Kedua virus ini memiliki kesamaan dalam penyebarannya, menurut mayoclinic.org. Kedua virus itu aerosol, yang menyebar melalui tetesan air liur seseorang yang terinfeksi. Akan memasuki tubuh manusia lainnya ketika tetesan air liur itu tersentuh tangan dan menyentuh bibir, hidung atau mata. Bisa juga seseorang itu terpapar langsung dari aerosol tadi.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Muncul Varian COVID-19 Florona

Jika seseorang terserang florona ini, maka dia dalam kondisi yang sangat serius untuk ditangani medis. Orang yang terpapar dapat mengalami pneumonia, serangan jantung, kegagalan organ, radang jantung dan otak, gangguan pernapasan, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Kondisi ini masih terus diteliti oleh para ahli medis di seluruh dunia. Gejala flu bisa muncul 3-4 hari, sementara untuk gejala corona baru muncul 2-14 hari. Indikasi seseorang terkena florona tak jauh berbeda dengan influenza atau corona, batuk, pilek, demam dan hidung tersumbat. Untuk membedakan keduanya memang harus ada uji lab.

Dari tanah air, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah menegaskan Florona bukanlah salah satu hasil mutasi dari varian baru COVID-19. Tetapi, merupakan fenomena terjadinya infeksi ganda akibat dua buah virus berbeda yang menginfeksi pada seseorang. (*)

Baca Juga:

Mengenal Gejala Omicron yang Hanya Muncul di Malam Hari

#COVID-19 #Breaking #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan