Pejantan Terakhir Badak Putih Utara Kini Telah Tiada

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Rabu, 21 Maret 2018
Pejantan Terakhir Badak Putih Utara Kini Telah Tiada
Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia kini mati. (Foto/REUTERS)

MerahPutih.com - Badak putih utara jantan terakhir di dunia telah mati, hingga hanya menyisakan dua betina dari subspesiesnya yang masih hidup di dunia meskipun para ilmuwan masih berharap mereka dapat menyelamatkannya dari kepunahan.

Konservasi Ol Pejeta menyatakan, pihaknya bersama dengan para pejabat satwa liar dan pengasuhnya telah membuat keputusan untuk melakukan euthanasia atau suntik mati pada Senin terhadap badak berusia 45 tahun bernama Sudan, karena kondisinya memburuk.

Sudan dirawat karena komplikasi terkait usia yang mempengaruhi otot dan tulangnya dan juga menyebabkan luka kulit yang luas.

Badak tersebut telah menghabiskan dua minggu selama akhir Februari hingga awal Maret terbaring karena terganggu luka yang dalam di kaki belakang kanannya.

"Kondisinya memburuk secara signifikan dalam 24 jam terakhir, dia tidak mampu berdiri dan sangat menderita. Tim dokter hewan dari Kebun Binatang Dver Kralove, Ol Pejeta, dan Kenya Wildlife Service membuat keputusan untuk menidurkan dia," kata Ol Pejeta seperti dilansir Antara, Selasa (20/3).

Sudan sebelumnya pernah tinggal di Kebun Binatang Dver Kralove di Republik Ceko sebelum dibawa ke konservasi Ol Pejeta, sekitar 250 km di Utara Nairobi, tempat dia tinggal dengan dua betina terakhir dari spesies yang sama, yaitu Najin berusia 27 tahun dan Fatu 17 tahun.

Setelah semua upaya untuk membuatnya kawin secara alami gagal, konservasionis tahun lalu menempatkan Sudan pada aplikasi kencan Tinder, berharap untuk mengumpulkan cukup uang guna membayar perawatan kesuburan sekitar Rp 124 miliar.

Ol Pejeta mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan materi genetik Sudan di hari Senin yang dapat digunakan di masa depan untuk mencoba reproduksi badak putih utara. Dikatakan bahwa para ilmuwan juga mencari cara untuk melakukan fertilisasi in vitro.

"Satu-satunya harapan untuk pelestarian subspesies ini sekarang terletak pada pengembangan teknik pemupukan in vitro menggunakan telur dari dua betina yang tersisa, yang menyimpan air mani badak putih utara dari jantan dan menggantikan perempuan badak putih selatan," katanya.

Sementara ada ribuan badak putih selatan yang masih berkeliaran di dataran sub-Sahara Afrika, perburuan puluhan tahun yang merajalela telah mengurangi secara drastis jumlah badak putih utara.

Pemburu dapat menjual tanduk badak putih utara seharga sekitar Rp 690 juta per kilonya, membuatnya lebih berharga daripada emas.

Kenya memiliki 20.000 badak pada tahun 1970-an, turun menjadi 400 pada tahun 1990-an. Sekarang hanya tersisa 650, yang hampir semuanya badak hitam. (*)

Baca juga berita terkait di: Badak Terlangka Mati

#Badak #Pembunuhan Badak
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan