MerahPutih.com - PT Jakarta Propertindo (JakPro) selaku penyelenggara Formula E tak terima bila ongkos perhelatan mobil balap berenergi listrik itu lebih mahal dua kali lipat dari biaya yang dikeluarkan pemerintah Hongkong saat menghelat acara yang sama.
Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, dana Formula E Rp1,6 triliun itu akan terasa fantastis bila dibandingkan dengan acara lain yang kerap digelar di ibu kota, tetapi menggunakan biaya.
Baca Juga
"Selalu digembar-gemborkan mahal. Dari segi biaya, mahal kalau dibandingkan dengan yang tidak ada biaya," kata Dwi di Jakarta, Senin (17/2)
Menurut Dwi, anggara yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk menghelat event Formula E itu sama halnya memberdayakan usaha-usaha yang ada di Jakarta.

Belum lagi 1.000-2.000 orang perwakilan pihak mobil balap bertaraf internasional, lanjut Dwi, bakal datang ke ibu kota guna mempersiapkan gelaran Formula E. Dengan begitu, kata Dwi, jelas membawa keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha di Jakarta.
Baca Juga
Dituding Manipulasi Surat Rekomendasi Formula E, Sekda DKI Bela Anies
Dwi memperkirakan keuntungan penyelenggaraan Formula E dapat mencapai Rp 500-600 miliar per satu kali acara balap mobil listrik itu diselenggarakan di DKI Jakarta. Sementara itu Gelaran Formula E di Jakarta bakal dilaksanakan hingga 2024 mendatang.
"Sudah dilakukan research, kita sudah diskusi, dalam proses pengerjaan lewat studi keekonomiannya yang riil dampak ekonominya sekitar Rp 500-600 miliar," tutupnya.
Seperti diketahui, Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak menilai ongkos yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk menggelar Formula E di Jakarta terlampau besar. Bahkan mengalahkan biaya yang dikeluarkan pemerintah Hongkong saat menghelat acara yang sama.
Pemda DKI menganggarkan dana untuk mensukseskan Formula mencapai Rp1,16 triliun. Biaya itu membengkak dua kali lipat dari anggaran yang dikeluarkan pemerintah Hongkong, yang HKD 250-300 juta, atau setara dengan Rp540 miliar.
Baca Juga
PSI Ungkap Kejanggalan Dalam Surat Rekomendasi TACB soal Formula E
"Dari besaran anggaran tidak bisa dengan jelas ditangkap mana yang jadi leading sector untuk kegiatan ini, karena dana paling besar dipegang oleh Jakarta Propertindo yang bisnis utamanya infrastruktur, padahal target adalah menaikan jumlah turis (Dinas Pariwisata) ke Jakarta atau Indonesia," kata Gilbert. (Asp)