MerahPutih.com - Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tengah menjadi perbincangan publik, lantaran masyarakat harus membayar Rp 3.500 ketika ingin melintas.
Kebijakan tersebut menuai kritikan tajam dari Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo. Kata dia, mestinya Dinas Bina Marga DKI melakukan sosialisasi dahulu sebelum diterapkan. Sehingga, warga tak kaget atau mengeluh ketika melintasi Skywalk.
Baca Juga
Pengamat Sebut TransJakarta Harus Tegas Sterilisasi Jalur Sebelum Tambah Armada
"Kebijakan pemberlakuan tap in-tap out ketika melintasi Skywalk Kebayoran Lama seyogianya harus disosialisasikan secara meluas, sehingga tidak menimbulkan shock effect bagi warga atau masyarakat pengguna skywalk tersebut," ujar Rio saat dikonfirmasi, Selasa (7/2).
Lantas, Dwi Rio, meminta Dinas Bina Marga DKI untuk segera melakukan kajian secara menyeluruh. Jangan sampai, kebijakan yang diberlakukan hanya berorientasi terhadap pendapatan semata.
"Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta juga tetap harus mengedepankan fungsi layanan sosial dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang diterbitkan bukan semata-mata dengan paradigma pendapatan," urainya.
Baca Juga
Resmikan Skywalk Kebayoran Lama, Pj Heru: Tolong Dirawat dan Dijaga
Menurut Anggota Komisi A DPRD DKI ini, kebijakan itu harus dikaji secara mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar integrasi antarmoda berjalan efektif.
"Dinas Bina Marga DKI Jakarta perlu melakukan kajian secara baik dan menyeluruh terkait kebijakan tersebut, termasuk sistem pengintegrasian akses Halte TransJakarta dan Halte KCI," tutupnya.
Sebelumnya, seorang warga bernama Putri (28) mengeluhkan soal dikenakan bayar Rp 3.500 ketika melintasi Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Padahal dirinya tidak menaiki TransJakarta.
"Saya kan nggak naik TransJakarta, hanya mau lewat skywalk dari arah korido 8. Tapi dipotong Rp 3.500," kata Putri (28), Senin (5/2). (Asp)
Baca Juga
Warga Bayar Rp 3.500 Pakai Skywalk Kebayoran, meski Tak Naik TransJakarta