PDIP Ingatkan Kembali Kebijakan Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif Hasto Kristiyanto (tengah). (Foto: MP/Ponco)

MerahPutih.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan kepemimpinan Indonesia di mata dunia internasional sangat kuat melalui politik luar negeri yang bebas aktif.

Indonesia diketahui pernah mewujudkannya lewat Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Dasasila Bandung di tahun 1955. Dalam kondisi geopolitik saat ini, prinsip itu dinilai masih relevan.

Baca Juga:

PDIP Sarankan Formula E Tidak Dilanjutkan Tahun Depan Bila Merugi

“Ketika bapak presiden (Presiden Jokowi) bertemu dengan Kanselir Jerman ditegaskan juga spirit Dasasila Bandung itu relevan," kata Hasto dalam jumpa pers di sela-sela Rakernas III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (7/6).

Dengan itu pula, kata Hasto, seharusnya tidak boleh ada kebijakan politik luar negeri dari pejabat pemerintahan yang tak sejalan dengan prinsip tersebut.

"Sehingga tidak boleh ada pemimpin di republik ini yang membuat kebijakan luar negeri dan pertahanan termasuk proposal perdamaian dengan melupakan hakikat politik luar negeri bebas aktif, kepemimpinan Indonesia di Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok," ujarnya.

Menurut dia, apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi melalui G-20, kemudian keketuaan di ASEAN, telah menujukkan kekuatan dan kepemimpinan Indonesia di masa depan pada dunia Internasional.

Karena itu, Hasto menegaskan, kebijakan luar negeri dan pertahanan ini akan menjadi visi misi calon presiden Ganjar Pranowo.

Dia pun mengingatkan indonesia harus bisa memainkan peran untuk mengatasi ketegangan di sekitar kawasan, terlebih masalah Laut Tiongkok Selatan agar tidak menjadi konflik terbuka.

“Justru disitulah peran Indonesia, sehingga Pak Ganjar ini betul-betul merupakan pemimpin yang dipersiapkan untuk melanjutkan kepemimpinan dari Pak Jokowi,” ungkap Hasto.

Baca Juga:

Jokowi Bicara Tantangan Global di Rakernas III PDIP

Saat awak media mencoba mengaitkan soal proposal perdamaian Ukraina-Rusia yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hasto menyebut sebenarnya Indonesia sudah memiliki pemahaman akan geopolitik.

Karena itu, sambung dia, dari sejak awal PDIP sudah menanamkan geopolitik Bung Karno yang masih relevan untuk Indonesia sampai hari ini ke seluruh kader partai, termasuk Ganjar Pranowo.

“Dan kalau Pak Ganjar, kalau Pak Ganjar bersikap, tidak akan terjadi kekeliruan ada penolakan proposal itu tidak ada. Karena ini tradisi bangsa,” tutur Hasto.

Dia mencontohkan bagaimana Indonesia konsisten dari sejak 1955 menyuarakan kemerdekaan terhadap Palestina, yang juga disuarakan oleh Presiden Jokowi, dan diikuti Ganjar yang berani juga menyuarakan tanpa memikirkan efek elektoralnya.

“Pak Ganjar berani menyatakan sikapnya terhadap hubungan Palestina, itu karena sudah ditanda tangani oleh Bung Karno, Ali Sastroamidjojo pada Konferensi Asia Afrika di Bandung, spirit Dasa Sila Bandung yang menurut Kanselir Jerman relevan sampai sekarang,” jelas Hasto.

“Jadi Pak Ganjar justru akan memberikan roh di dalam politik luar negeri bebas aktif yang berakar dari sumbernya. Karena ada yang punya sumber-sumber lain,” sambungnya.

Dia pun menegaskan, proposal perdamaian itu jelas seperti yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa itu bukan berasal darinya.

“Pak Jokowi menegaskan bahwa itu bukan dari presiden. Ini kan sudah sangat clear penjelasan dari bapak presiden. Dan semua harus satu nafas dengan kebijakan bapak presiden, tidak ada yang berbeda,” pungkasnya. (Pon)

Baca Juga:

Momen Jokowi Gandeng Tangan Megawati saat Rakernas III PDIP

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Tol Indralaya - Prabumulih Beroperasi, Waktu Tempuh Cuma 30 Menit
Indonesia
Tol Indralaya - Prabumulih Beroperasi, Waktu Tempuh Cuma 30 Menit

PT Hutama Karya (Persero) menargetkan dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) akan segera beroperasi.

Cak Imin Jadi Prioritas sebagai Cawapres Prabowo
Indonesia
Cak Imin Jadi Prioritas sebagai Cawapres Prabowo

Gerindra menyatakan prioritas utama calon wakil presiden Prabowo Subianto yaitu Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Divonis 13 Tahun Penjara, Ricky Rizal Siap Ajukan Banding
Indonesia
Divonis 13 Tahun Penjara, Ricky Rizal Siap Ajukan Banding

"Untuk proses selanjutnya saya serahkan ke penasehat hukum saya," ucapnya di PN Jakarta Selatan, Selasa (14/2).

Rapat Paripurna DPR Setujui Agusman dan Hasan Jadi Komisioner OJK
Indonesia
Rapat Paripurna DPR Setujui Agusman dan Hasan Jadi Komisioner OJK

Rapat paripurna ke-30 Masa Sidang V tahun 2022-2023 dipimpin Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus.

KPK akan Cek Harta Kekayaan Sekda Riau Buntut Istri dan Anaknya Pamer Harta
Indonesia
KPK akan Cek Harta Kekayaan Sekda Riau Buntut Istri dan Anaknya Pamer Harta

Pemeriksaan ini buntut pamer kekayaan yang dilakukan istri dan putri SF Hariyanto di media sosial (medsos).

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Tanimbar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami
Indonesia
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Tanimbar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 mengguncang Tanimbar, Provinsi Maluku pada Jumat (22/9) malam.

1,14 Juta Kepala Keluarga Dapatkan SK Perhutanan Sosial
Indonesia
1,14 Juta Kepala Keluarga Dapatkan SK Perhutanan Sosial

Nilai ekonomi dari kelompok masyarakat tersebut ditargetkan mencapai Rp1,1 triliun pada tahun 2023 dan menembus angka Rp2,5 triliun pada tahun 2024.

DPR Harap Sambo Bisa Lebih Terbuka saat Dibela Eks Jubir KPK
Indonesia
DPR Harap Sambo Bisa Lebih Terbuka saat Dibela Eks Jubir KPK

Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan berharap dengan bergabungnya Febri dan Rasamala dapat membawa dampak positif terhadap perkembangan kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Peluang Gibran Menang Pilkada DKI Sulit jika Anies Jadi Presiden
Indonesia
Peluang Gibran Menang Pilkada DKI Sulit jika Anies Jadi Presiden

Peluang Gibran Rakabuming menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta sangat berat.

Argentina dan Polandia Lolos ke-16 Besar, Meksiko dan Arab Saudi Gigit Jari
Indonesia
Argentina dan Polandia Lolos ke-16 Besar, Meksiko dan Arab Saudi Gigit Jari

Argentina memenangkan laga berkat dua gol yang dicetak oleh Alexis Mac Allister serta Julian Alvarez di babak kedua.