MerahPutih.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar program vaksinasi booster menjelang Lebaran 2022 bekerja sama dengan Polri dan Kementerian Agama (Kemenag).
"Semua pihak harus lebih sungguh-sungguh dalam menjaga agar momentum Lebaran ini tidak menimbulkan ledakan kasus COVID-19. Makanya, kami adakan ini (program vaksinasi booster)," kata Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Jakarta, Senin (19/4).
Baca Juga:
Gerai Vaksinasi Booster Bakal Dibuka di Terminal Kampung Rambutan
Vaksinasi akan menyasar 1 juta orang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Vaksinasi booster digelar serentak selama empat hari sejak Kamis (21 April 2022).
Menurut dia, vaksinasi di seluruh kantor PCNU, PWNU, Kemenag, kantor kepolisian, dan di lembaga pendidikan maupun pesantren NU yang ditunjuk dimulai pukul 10.00 WIB.
Syarat bagi peserta minimal sudah berusia 18 tahun. Peserta diutamakan adalah kaum lansia dan telah mendapatkan dua kali vaksinasi COVID-19.
Bagi yang belum pernah vaksin, kata Gus Yahya, juga bisa ikut untuk vaksinasi dosis pertama dalam program tersebut.
"Vaksinasi digelar siang hingga malam. Untuk vaksin pada siang hari, sudah sangat jelas hasil kajian lembaga Bahtsul Masail PBNU bahwa vaksinasi pada siang hari tidak membatalkan puasa," kata Gus Yahya.
Hasil pendataan sementara hingga saat ini, jumlah peserta vaksinasi serentak tersebut mencapai 1.130.000 orang. Jumlah itu kemungkinan akan bertambah karena di PCNU dan PWNU pendataan masih terus berlangsung.

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi Purnawirawan Budi Gunawan mengatakan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan atau mengatasi pandemi COVID-19 seharusnya dijadikan oleh anak bangsa sebagai inspirasi dalam menjaga sosial-politik agar tetap kondusif.
"Sehingga transisi pandemi menuju endemi akan sempurna dengan tetap bergulirnya pemulihan ekonomi serta terlaksananya agenda nasional, Pemilu dan Pilkada serentak 2024 dengan sukses," kata Kepala BIN Jenderal Polisi Purnawirawan Budi Gunawan.
Budi menegaskan, keberhasilan tersebut seharusnya bisa menciptakan kondisi yang baik untuk berkonsentrasi menjalankan program lanjutan pemulihan ekonomi nasional. Namun, faktor eksternal akibat konflik Ukraina serta ketegangan geopolitik dunia, membawa tantangan lain.
"Pemerintah kini mencurahkan perhatian mengurangi tekanan eksternal ini pada perekonomian masyarakat, terutama masyarakat bawah," jelas Budi. (Knu)
Baca Juga:
Menko Airlangga Minta Anies Percepat Vaksin Booster